Soreang (ANTARA News) - Akibat dipukul gurunya, Mochamad Virly siswa SDN Sukamenak VIII, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sudah sepekan mogok bersekolah.

Virly siswa SDN kelas V itu mengaku masih trauma dengan kejadian yang menimpa dirinya sejak Senin (26/9) lalu. Virly mengalami trauma berat sekaligus malu dihadapan teman-temannya akibat ditampar wali kelasnya sendiri Aden Gumilang, kata orang tua Virly, Edi Prayitno.

"Saya sendiri bingung harus bagaimana membujuk anak saya supaya mau sekolah lagi. Dia bahkan beberapa kali ke saya minta agar pindah sekolah. Wali kelasnya sendiri sebetulnya sudah datang ke rumah untuk minta maaf. Tapi, anaknya sendiri tidak mau sekolah," ujarnya.

Sementara itu, Aden Gumilang sendiri mengaku dirinya tidak keras menamparnya salah seorang muridnya itu. Hanya saja, sebelum peristiwa pemukulan, tangan Virly sempat tertusuk paku sehingga berdarah. Jadi, tidak benar apabila akibat penamparan yang dilakukannya telah menyebabkan bagian dagu Virly berdarah.

"Saya sendiri terpaksa melakukan itu karena dia (Virly) tidak menulis waktu pelajaran saya malah loncat-loncat diatas bangku. Karena tidak menurut, saya kasih dia peringatan sambil memegang dagunya agar dia serius belajar," ujarnya.

Aden sendiri mengaku, secara pribadi dan institusi sekolah telah meminta maaf dan menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan.