NATO serang desa kelahiran Gaddafi
3 Oktober 2011 09:06 WIB
Pejuang anti-Gaddafi menembakkan meriam dalam pertempuran melawan pasukan loyalis Gaddafi di Sirte, Senin (26/9). Hingga pejuang anti Gaadafi memasuki Sirte dan mengusai sebagiannya, keberadaan Muammar Gaddafi masih dipertanyakan. (FOTO ANTARA/REUTERS/Goran Tomasevic/djo/11)
Sirte, Libya (ANTARA News) - Asap terlihat membubung dari sebuah desa di Sirte, Minggu, tempat Muamar Gaddafi dilahirkan. Asap itu muncul saat pemberontak mengatakan serangan udara NATO telah menghantam tempat itu.
Masoud Jema al-Amari, seorang pemberontak dari kota Benghazi di Libya timur, mengatakan ada bentrokan di desa Abu Hadi, tempat Gaddafi menurut laporan lahir di sebuah tenda Badui pada 1942.
"Ada beberapa tentara Gaddafi yang masih di sana. NATO telah minta kami untuk mundur," supaya mereka dapat melancarkan serangan udara di kota itu, di pinggiran selatan kota Sirte dekat Bandara setempat, katanya.
Imam Mahmoud Hammoud al-Kaleni, yang terlihat meninggalkan desa itu dengan keluarganya, mengatakan para pejuang dari rezim baru Libya telah minta mereka untuk bergegas meninggalkan tempat tersebut.
"Pejuang itu mengawal kami keluar. Mereka datang ke rumah kami dan mengatakan dalam waktu satu jam kami harus keluar dan dalam jangka waktu itu keadaan masih aman," katanya.
(S008)
Masoud Jema al-Amari, seorang pemberontak dari kota Benghazi di Libya timur, mengatakan ada bentrokan di desa Abu Hadi, tempat Gaddafi menurut laporan lahir di sebuah tenda Badui pada 1942.
"Ada beberapa tentara Gaddafi yang masih di sana. NATO telah minta kami untuk mundur," supaya mereka dapat melancarkan serangan udara di kota itu, di pinggiran selatan kota Sirte dekat Bandara setempat, katanya.
Imam Mahmoud Hammoud al-Kaleni, yang terlihat meninggalkan desa itu dengan keluarganya, mengatakan para pejuang dari rezim baru Libya telah minta mereka untuk bergegas meninggalkan tempat tersebut.
"Pejuang itu mengawal kami keluar. Mereka datang ke rumah kami dan mengatakan dalam waktu satu jam kami harus keluar dan dalam jangka waktu itu keadaan masih aman," katanya.
(S008)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011
Tags: