Banda Aceh (ANTARA News) - Negara Bagian Johor, Malaysia akan menjajaki kemungkinan peluang-peluang investasi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pasca tercapainya kesepakatan damai antara Pemerintah dengan pihak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di wilayah itu. "Kami senang Aceh sudah damai. Kami juga akan menjajaki kemungkinan-kemungkinan untuk menanamkan investasi karena cukup banyak potensi yang bisa digarap di sini (Aceh)," kata Menteri Besar Johor, Dato` H Abdul Ghani Othman, di Aceh Besar, Minggu. Menteri Besar Johor bersama sejumlah pejabat negara bagian tersebut datang ke Aceh untuk meresmikan asrama anak yatim korban tsunami di Desa Ajuen Jeumpet, Kabupaten Aceh Besar. Lebih lanjut, Abdul Ghani menjelaskan bahwa beberapa peluang investasi yang memungkinkan dilakukan para pengusaha Johor di Aceh seperti sektor perkebunan kelapa sawit dan perikanan. "Kami melihat, sektor perkebunan kelapa sawit dan perikanan memiliki prospek cerah dimasa mendatang untuk membangun Aceh lebih baik pasca-musibah gempa dan tsunami, apalagi kondisi Aceh saat ini sudah kondusif," katanya. Sementara itu, Penjabat Gubernur NAD, Mustafa Abubakar, menyambut baik keinginan Pemerintah Negara Bagian Johor untuk melakukan investasi di Aceh. "Aceh saat ini sudah aman. Kita berharap dengan dukungan potensi alam yang cukup besar dan didukung situasi keamanan yang kondusif ini akan menjadi salah satu faktor pendorong untuk membangun daerah ini," katanya. Lebih lanjut, ia menjelaskan kalau selama ini yang terjadi hanya MoU di atas kertas, sementara realisasinya tidak ada. Namun, pihaknya akan menandatangai MoU setelah adanya kepastian untuk melakukan investasi di Aceh. Ia menjelaskan, Pemerintah akan memberikan berbagai kemudahan bagi calon investor yang akan menanamkan investasinya di Aceh. "Kita memangkas birokrasi yang selama ini terkesan cukup panjang, sehingga memudahkan investor yang berkeinginan berusaha di Aceh," ujarnya. Selain peluang bagi calon investor untuk membuka usahanya, ia berkeinginan membuka penerbangan langsung dari Aceh ke Malaysia. "Yang telah terwujud, yakni adanya transportasi langsung lewat laut, namun ke depan kita sangat berkeinginan membuka jalur penerbangan dari Malaysia ke Aceh," tambahnya. (*)