Kemendikbudristek: Unsoed harus mulai menetapkan misi diferensiasi
24 Maret 2022 16:04 WIB
Direktur Sumber Daya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendibud Ristek Dr. Mohammad Sofwan Effendi, M.Ed. (tengah) saat konferensi pers Pemilihan Rektor Unsoed Purwokerto Masa Jabatan 2022-2026 di Laboratorium Terpadu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed, Kamis (24/3/2022) siang. ANTARA/Sumarwoto
Purwokerto (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) meminta Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, ke depan harus mulai menetapkan misi diferensiasi.
"Tadi waktu pilrek (pemilihan rektor), siapa pun yang terpilih, saya bilang, dari tiga kandidat terbaik yang diajukan oleh Unsoed itu adalah putra-putra yang sepemimpin. Oleh karena musyawarah tidak tercapai, akhirnya melalui pemilihan," kata Direktur Sumber Daya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendibud Ristek Mohammad Sofwan Effendi saat konferensi pers Pemilihan Rektor Unsoed Purwokerto Masa Jabatan 2022-2026 di Laboratorium Terpadu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed, Kamis siang.
Konferensi pers yang dipandu Rektor Unsoed periode 2018-2022 Prof. Dr. Ir. Suwarto, M.S. itu dihadiri Rektor Unsoed terpilih untuk periode 2022-2026 Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc.Agr., Ketua Senat Unsoed Prof. Agus Suroso, M.S., dan Ketua Panitia Pemilihan Rektor Dr. Ir. Isdy Sulistyo, DEA.
Sofwan mengatakan Rektor Unsoed terpilih Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc.Agr. sempat menyebutkan bahwa yang paling mendesak untuk dilakukan adalah transformasi pendidikan tinggi.
"Yang paling mendesak kalau tadi dibilang transformasi pendidikan tinggi, maka pertama Unsoed ke depan harus mulai menetapkan (yang) kami sebut misi diferensiasi," katanya.
Menurut dia, misi diferensiasi adalah unggulan apa yang diajukan oleh Unsoed sebagai pembeda antara Unsoed dengan perguruan-perguruan tinggi lain.
Ia mengatakan hal itu merupakan center of excellence atau pusat unggulan dari Unsoed yang harus dijabarkan dalam program fakultas, program studi, sampai ke individu dosen.
Baca juga: Empat bakal calon Rektor Unsoed Purwokerto paparkan visi dan misi
Baca juga: Akhmad Sodiq terpilih sebagai Rektor Unsoed masa bakti 2022-2026
"Sehingga ke depan, bagian dari transformasi perguruan tinggi adalah transformasi SDM (Sumber Daya Manusia) perguruan tinggi. SDM perguruan tinggi itu utamanya dosen, di samping dosen juga ada namanya tenaga kependidikan," katanya.
Ia mengatakan khusus dosen, karier dosen, beban kerja dosen, dan sertifikasi dosen itu akan diimplikasikan dalam satu sistem dengan nama Sistem Informasi Terintegrasi.
Dalam hal ini, meningkatkan kualitas perguruan tinggi dengan menyederhanakan birokrasi untuk dosen, antara lain yang berkaitan dengan kenaikan pangkat.
"Sekarang ada Selancar PAK (Sistem Pelacakan Secara Mandiri Penilaian Angka Kredit) yang sebelumnya enggak pernah ada. Selancar PAK itu memungkinkan para dosen memantau sendiri usulannya sampai di mana tanpa harus bertanya karena bisa dari HP (Handphone)," katanya menjelaskan.
Selain itu, kata dia, beban kerja dosen direduksi beberapa administrasi dan prosesnya, yakni dari lima langkah menjadi tiga langkah.
Ia mengatakan kebijakan ke depan berikutnya sangat penting bagi perguruan tinggi, yakni proses penilaian dan penetapan jabatan akademik dosen.
"Selama ini perguruan tinggi hanya sampai ke jabatan asisten ahli dan lektor. Ke depan, tahun ini sedang digodok permennya, peraturan menterinya, perguruan tinggi nantinya akan menyeleksi dan menetapkan sendiri sampai dengan lektor kepala, sehingga pendelegasian kami tambah kepada lektor kepala," katanya.
Bahkan untuk perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTN-BH), kata dia, pendelegasiannya sampai dengan guru besar, sehingga nantinya Ditjen Dikti hanya memberikan kriterianya saja serta memantau prosesnya dan memantau kebijakan-kebijakan kampus seperti apa.
Dengan demikian, kata dia, Ditjen Dikti lebih banyak sebagai perumus kebijakan dan wasit di lapangan.
"Pelaksananya adalah perguruan tinggi masing-masing. Itu oleh-oleh bagi rektor baru nantinya, bagaimana mengimplementasikan kebijakan-kebijakan Kampus Merdeka ke dalam kehidupan kampus yang lebih operasional," kata Sofwan.
Seperti diketahui, dalam rapat senat tertutup dengan agenda Pemilihan Rektor Unsoed periode 2022-2026, Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc.Agr. mendapatkan 76 suara, kemudian Dr. Ir. V. Prihananto, M.Si. sebanyak 38 suara, dan Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, M.P., Ph.D. sebanyak 8 suara.
Dengan demikian, Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc.Agr. terpilih sebagai Rektor Unsoed periode 2022-2026.
Sesuai dengan Peraturan Senat Universitas Jenderal Soedirman Nomor 1 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pengangkatan Rektor Universitas Jenderal Soedirman Masa Jabatan 2022-2026, pemilihan rektor perguruan tinggi negeri tersebut dilakukan secara langsung dengan komposisi suara Senat Universitas sebanyak 65 persen dan suara Mendikbud Ristek sebesar 35 persen.
Baca juga: Unsoed Purwokerto segera laksanakan perkuliahan tatap muka
Baca juga: Unsoed Purwokerto kukuhkan Jaksa Agung ST Burhanuddin sebagai profesor
"Tadi waktu pilrek (pemilihan rektor), siapa pun yang terpilih, saya bilang, dari tiga kandidat terbaik yang diajukan oleh Unsoed itu adalah putra-putra yang sepemimpin. Oleh karena musyawarah tidak tercapai, akhirnya melalui pemilihan," kata Direktur Sumber Daya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendibud Ristek Mohammad Sofwan Effendi saat konferensi pers Pemilihan Rektor Unsoed Purwokerto Masa Jabatan 2022-2026 di Laboratorium Terpadu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed, Kamis siang.
Konferensi pers yang dipandu Rektor Unsoed periode 2018-2022 Prof. Dr. Ir. Suwarto, M.S. itu dihadiri Rektor Unsoed terpilih untuk periode 2022-2026 Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc.Agr., Ketua Senat Unsoed Prof. Agus Suroso, M.S., dan Ketua Panitia Pemilihan Rektor Dr. Ir. Isdy Sulistyo, DEA.
Sofwan mengatakan Rektor Unsoed terpilih Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc.Agr. sempat menyebutkan bahwa yang paling mendesak untuk dilakukan adalah transformasi pendidikan tinggi.
"Yang paling mendesak kalau tadi dibilang transformasi pendidikan tinggi, maka pertama Unsoed ke depan harus mulai menetapkan (yang) kami sebut misi diferensiasi," katanya.
Menurut dia, misi diferensiasi adalah unggulan apa yang diajukan oleh Unsoed sebagai pembeda antara Unsoed dengan perguruan-perguruan tinggi lain.
Ia mengatakan hal itu merupakan center of excellence atau pusat unggulan dari Unsoed yang harus dijabarkan dalam program fakultas, program studi, sampai ke individu dosen.
Baca juga: Empat bakal calon Rektor Unsoed Purwokerto paparkan visi dan misi
Baca juga: Akhmad Sodiq terpilih sebagai Rektor Unsoed masa bakti 2022-2026
"Sehingga ke depan, bagian dari transformasi perguruan tinggi adalah transformasi SDM (Sumber Daya Manusia) perguruan tinggi. SDM perguruan tinggi itu utamanya dosen, di samping dosen juga ada namanya tenaga kependidikan," katanya.
Ia mengatakan khusus dosen, karier dosen, beban kerja dosen, dan sertifikasi dosen itu akan diimplikasikan dalam satu sistem dengan nama Sistem Informasi Terintegrasi.
Dalam hal ini, meningkatkan kualitas perguruan tinggi dengan menyederhanakan birokrasi untuk dosen, antara lain yang berkaitan dengan kenaikan pangkat.
"Sekarang ada Selancar PAK (Sistem Pelacakan Secara Mandiri Penilaian Angka Kredit) yang sebelumnya enggak pernah ada. Selancar PAK itu memungkinkan para dosen memantau sendiri usulannya sampai di mana tanpa harus bertanya karena bisa dari HP (Handphone)," katanya menjelaskan.
Selain itu, kata dia, beban kerja dosen direduksi beberapa administrasi dan prosesnya, yakni dari lima langkah menjadi tiga langkah.
Ia mengatakan kebijakan ke depan berikutnya sangat penting bagi perguruan tinggi, yakni proses penilaian dan penetapan jabatan akademik dosen.
"Selama ini perguruan tinggi hanya sampai ke jabatan asisten ahli dan lektor. Ke depan, tahun ini sedang digodok permennya, peraturan menterinya, perguruan tinggi nantinya akan menyeleksi dan menetapkan sendiri sampai dengan lektor kepala, sehingga pendelegasian kami tambah kepada lektor kepala," katanya.
Bahkan untuk perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTN-BH), kata dia, pendelegasiannya sampai dengan guru besar, sehingga nantinya Ditjen Dikti hanya memberikan kriterianya saja serta memantau prosesnya dan memantau kebijakan-kebijakan kampus seperti apa.
Dengan demikian, kata dia, Ditjen Dikti lebih banyak sebagai perumus kebijakan dan wasit di lapangan.
"Pelaksananya adalah perguruan tinggi masing-masing. Itu oleh-oleh bagi rektor baru nantinya, bagaimana mengimplementasikan kebijakan-kebijakan Kampus Merdeka ke dalam kehidupan kampus yang lebih operasional," kata Sofwan.
Seperti diketahui, dalam rapat senat tertutup dengan agenda Pemilihan Rektor Unsoed periode 2022-2026, Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc.Agr. mendapatkan 76 suara, kemudian Dr. Ir. V. Prihananto, M.Si. sebanyak 38 suara, dan Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, M.P., Ph.D. sebanyak 8 suara.
Dengan demikian, Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc.Agr. terpilih sebagai Rektor Unsoed periode 2022-2026.
Sesuai dengan Peraturan Senat Universitas Jenderal Soedirman Nomor 1 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pengangkatan Rektor Universitas Jenderal Soedirman Masa Jabatan 2022-2026, pemilihan rektor perguruan tinggi negeri tersebut dilakukan secara langsung dengan komposisi suara Senat Universitas sebanyak 65 persen dan suara Mendikbud Ristek sebesar 35 persen.
Baca juga: Unsoed Purwokerto segera laksanakan perkuliahan tatap muka
Baca juga: Unsoed Purwokerto kukuhkan Jaksa Agung ST Burhanuddin sebagai profesor
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022
Tags: