Kebaktian Gereja Kepunton tentang larangan dendam
2 Oktober 2011 15:25 WIB
Bunga Duka Cita. Seorang pria berdiri di dekat karangan bunga di depan lokasi bom bunuh diri di Gereja GBIS Kepunton, Solo, Selasa (27/9). Sejumlah elemen masyarakat turut menyatakan duka cita dan berharap masyarakat Solo tidak terprovokasi dengan kejadian tersebut dengan terus menyebarkan pesan perdamaian. (FOTO ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)
Surakarta (ANTARA News) - Kebaktian pertama pascaledakan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton Surakarta pada Minggu pagi diisi dengan ceramah tentang larangan dendam terhadap pelaku.
"Kami meminta para jemaat untuk mengampuni pelaku, dan tidak merasa dendam kepada pelaku yang menjadi satu-satunya korban meninggal dunia dalam peristiwa ledakan bom pekan lalu," kata Pendeta Wim Agus Winarno usai kebaktian di kompleks GBIS Kepunton.
Selain itu, kata Wim, para jemaat juga melakukan doa bersama untuk kesembuhan para jemaat yang menjadi korban luka karena terkena serpihan bom pada saat kejadian.
Dalam kebaktian tersebut, kata dia, para jemaat tetap diminta untuk tidak terprovokasi dengan kejadian ledakan bom dengan tidak mengaitkannya dengan agama tertentu.
"Jemaat diminta untuk tetap menjaga toleransi karena ledakan bom kemarin dilakukan oleh orang yang tidak bertanggungjawab dan tidak berkaitan dengan agama tertentu," kata dia.
Wim mengatakan jumlah jemaat yang mengikuti kebaktian pada hari pertama setelah dibukanya kompleks gereja untuk umum itu, meningkat dibandingkan jumlah jemaat pada waktu sebelumnya. Hal itu, kata dia terlihat dari kursi dalam gedung utama gereja yang dipenuhi jemaat.
"Kemungkinan jemaat yang mengikuti kebaktian pada pukul 09.00 tadi mencapai 2.000 orang, padahal sebelumnya antara 1.500 hingga 1.800 orang," katanya.
(ANT/202)
"Kami meminta para jemaat untuk mengampuni pelaku, dan tidak merasa dendam kepada pelaku yang menjadi satu-satunya korban meninggal dunia dalam peristiwa ledakan bom pekan lalu," kata Pendeta Wim Agus Winarno usai kebaktian di kompleks GBIS Kepunton.
Selain itu, kata Wim, para jemaat juga melakukan doa bersama untuk kesembuhan para jemaat yang menjadi korban luka karena terkena serpihan bom pada saat kejadian.
Dalam kebaktian tersebut, kata dia, para jemaat tetap diminta untuk tidak terprovokasi dengan kejadian ledakan bom dengan tidak mengaitkannya dengan agama tertentu.
"Jemaat diminta untuk tetap menjaga toleransi karena ledakan bom kemarin dilakukan oleh orang yang tidak bertanggungjawab dan tidak berkaitan dengan agama tertentu," kata dia.
Wim mengatakan jumlah jemaat yang mengikuti kebaktian pada hari pertama setelah dibukanya kompleks gereja untuk umum itu, meningkat dibandingkan jumlah jemaat pada waktu sebelumnya. Hal itu, kata dia terlihat dari kursi dalam gedung utama gereja yang dipenuhi jemaat.
"Kemungkinan jemaat yang mengikuti kebaktian pada pukul 09.00 tadi mencapai 2.000 orang, padahal sebelumnya antara 1.500 hingga 1.800 orang," katanya.
(ANT/202)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011
Tags: