Tunis (ANTARA News/Reuters/AFP) - Moussa Ibrahim, juru bicara Muamar Gaddafi, telah menelpon sebuah saluran televisi yang bermarkas di Suriah untuk membantah laporan bahwa dirinya ditangkap pada pekan ini.

Ibrahim juga mengatakan pada Reuters, secara tetap bergerak masuk dan keluar kota asal Gaddafi, Sirte, yang sekarang dikepung oleh pasukan anti-penguasa di Libya lebih dari tiga dasawarsa tersebut.

Berbagai laporan media mengatakan, Ibrahim diduga menyamar sebagai seorang wanita, dan telah ditangkap oleh pasukan yang setia pada Dewan Transisi Nasional (NTC) yang berkuasa. Ibrahim dilaporkan berada di kota Misrata yang dikuasai NTC.

"Informasi itu bohong dan tidak mencerminkan kenyataan karena saya berada dekat front Sirte dengan 23 pejuang," kata Ibrahim pada TV Array.

Ia menimpali, "Kami telah diserang selama satu setengah hari oleh pemberontak bersenjata berat. Ada korban tewas pada kedua belah pihak."

Sirte adalah satu dari dua kota penting yang masih menjadi kubu kuat Gaddafi di Libya, dan belakangan ini mendapat serangan dan tembakan roket intensif dari pasukan NTC didukung pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

"Besok kami memperkirakan serangan hebat dari beberapa titik di Sirte, tapi kami telah siap," kata Ibrahim.

Ibrahim, yang menjadi pembawa suara Gaddafi dalam perang, secara luas diperkirakan berada dalam pelarian di Libya. Ia menolak untuk mengomentari mengenai tempat keberadaan pemimpin Libya yang terguling itu.

Dalam teleponnya kepada TV Arrai, ia mengemukakan bahwa Gaddafi telah minta padanya untuk menyampaikan duka citanya pada keluarga mantan Presiden Mesir, Gamal Abdel Nasser, yang puteranya bernama Khaled Abdel Nasser, meninggal pada 15 September 2011. Nasser adalah figur pujaan Gaddafi.

Laporan mengenai penangkapan Ibrahim itu memang sempat dipertanyakan, bahkan seorang juru bicara dewan militer Misrata NTC mengatakan: "Kami tidak dapat memastikan ia telah ditangkap".

Pada Jumat lalu, laman Internet bekas saluran televisi negara Libya, Allibya, melaporkan: "Moussa Ibrahim belum tertangkap. Ini rumor dusta yang dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian dari pemberontak ... kalah di tangan pasukan heroik di Sirte."

Sejak pemberontak NTC membanjiri Tripoli pada 23 Agustus, Ibrahim terus mengeluarkan pernyataan melalui televisi Arrai dari tempat yang tak diungkapkan. Akhir pekan lalu, ia minta pemutusan terhadap "para agen dan pengkhianat", mengecam apa yang ia katakan sebagai "genosida" oleh NATO dan agen-agen Libya-nya, serta mengkritik masyarakat dunia karena "tidak bertindak".
(Uu.S008/H-AK)