MII- NetApp rilis "hybrid multicloud" dorong transformasi digital
23 Maret 2022 14:09 WIB
Tangkapan layar acara konferensi pers virtual peluncuran HMDOW yang dihadiri Direktur PT Mitra Intergrasi Informatika (MII) Edwin Putraoetama Octosa dan Country Manager NetApp di Indonesia Adir Ginting, Rabu (23/3/2022). (ANTARA/Livia Kristianti)
Jakarta (ANTARA) - PT Mitra Integrasi Informatika (MII) bersama dengan perusahaan asal AS yang fokus mengembangkan perangkat lunak berbasis cloud yaitu NetApp bermitra untuk menghadirkan layanan "hybrid multicloud" dengan pembaruan terbaik lewat layanan bernama "Hybrid Multicloud Design and Optimization Workshop" (HMDOW) untuk mendorong transformasi digital dari perusahaan- perusahaan yang masih konvensional.
Meskipun infrastruktur dan sistem kerja hibrid sudah lazim digunakan oleh kalangan perusahaan TI, namun transisi dari infrastruktur lokal ke cloud bisa menjadi rumit karena sebagian besar perusahaan tidak dapat membayangkan dan memetakan jalur menuju model operasi masa depannya.
"Dengan keahlian NetApp, kami menawarkan Hybrid Multicloud Design and Optimization Workshop sebagai bagian dari penawaran layanan terbaru kami untuk membantu perusahaan mewujudkan dan mempercepat transformasi hybrid multicloud mereka melalui serangkaian program workshop berdasarkan permintaan” ujar Direktur PT Mitra Integrasi Informatika (MII) Edwin Putraoetama Octosa dalam konferensi pers virtualnya, Rabu.
Baca juga: Hybrid Cloud jadi solusi tantangan platform digital masa depan
HMDOW disiapkan untuk membantu perusahaan mengidentifikasi dan mengoptimalkan pilihan model penerapan cloud atau awan komputasi, yang disesuaikan dengan kebutuhan beban kerja dan aplikasi pengguna layanannya.
Melalui analisis pakar TI MII serta pengumpulan data tingkat lanjut HMDOW memungkinkan perusahaan-perusahaan mengungkap informasi penting dan memberikan rekomendasi khusus bagi penggunanya.
Dengan memanfaatkan data perusahaan yang lebih aktual daripada hipotesis metriks, HMDOW akan memberikan pandangan holistik dan akurat terhadap perusahaan tentang keadaan infrastruktur manajemen data mereka saat ini.
Sehingga dengan demikian memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan model pengiriman yang hemat biaya, bebas kerumitan, dan optimal untuk kinerja bisnis. Dengan wawasan tersebut, perusahaan akan dapat mengembangkan strategi masa depan dan menghidupkan model multicloud hybrid.
Sejak momentum transformasi digital diumumkan di Tanah Air, adopsi sistem kerja mengandalkan cloud semakin berkembang di Indonesia seiring dengan meningkatnya jumlah layanan digital di berbagai sektor.
Menurut International Data Corporation (IDC), pasar cloud Indonesia diproyeksikan tumbuh rata-rata 31 persen per tahun selama lima tahun ke depan dan diperkirakan akan mencapai 1,2 miliar dolar AS di 2024.
Selain itu, survei NetApp “2021 Hybrid Cloud Enterprise Customer Adoption” juga mengungkapkan bahwa 77 persen pembuat keputusan TI telah menyatakan rencana mereka dalam mengoperasikan bisnis mereka di lingkungan hybrid cloud. Hal ini dilatarbelakangi oleh tuntutan bisnis untuk berinovasi lebih cepat, mengoptimalkan operasional, dan menekan biaya infrastruktur.
“Infrastruktur hybrid cloud telah menjadi bantuan yang besar bagi banyak orang, meningkatkan kelincahan organisasi, fleksibilitas, dan kecepatan inovasi. Pendirian HMDOW merupakan bukti misi kami untuk membantu perusahaan merangkul infrastruktur hybrid cloud dan mempercepat upaya transformasi digital mereka,” kata Country Manager NetApp di Indonesia Adir Ginting.
Dengan 29 tahun inovasi manajemen data dan hubungan unik NetApp dengan para pengguna layanannya, komitmen untuk mengembangkan sistem cloud yang lebih mudah diakses, sederhana, dan hemat biaya terus dikembangkan oleh NetApp.
Maka dari itu, kehadiran HMDOW menjadi salah satu bagian dari komitmen yang disiapkan NetApp agar penggunaan cloud bisa lebih masif lagi tidak hanya untuk perorangan tapi juga perusahaan.
“Dengan rangkaian solusi dan layanan yang lebih komprehensif, pelanggan kami dapat mengharapkan pengalaman yang tak tertandingi bersama kami. Dalam kemitraan dengan MII, kami berkomitmen untuk memberdayakan pelanggan kami dalam merancang, membangun, dan mengoptimalkan hybrid cloud mereka,” ujar Adir.
Baca juga: SonicWall amankan setiap campuran jaringan cloud, hybrid dan tradisional
Baca juga: Bekerja secara hibrida ciptakan fase arsitektural "edge-to-cloud"
Baca juga: Red Hat tunjuk pimpinan baru di Asia Pasifik dan Amerika Utara
Meskipun infrastruktur dan sistem kerja hibrid sudah lazim digunakan oleh kalangan perusahaan TI, namun transisi dari infrastruktur lokal ke cloud bisa menjadi rumit karena sebagian besar perusahaan tidak dapat membayangkan dan memetakan jalur menuju model operasi masa depannya.
"Dengan keahlian NetApp, kami menawarkan Hybrid Multicloud Design and Optimization Workshop sebagai bagian dari penawaran layanan terbaru kami untuk membantu perusahaan mewujudkan dan mempercepat transformasi hybrid multicloud mereka melalui serangkaian program workshop berdasarkan permintaan” ujar Direktur PT Mitra Integrasi Informatika (MII) Edwin Putraoetama Octosa dalam konferensi pers virtualnya, Rabu.
Baca juga: Hybrid Cloud jadi solusi tantangan platform digital masa depan
HMDOW disiapkan untuk membantu perusahaan mengidentifikasi dan mengoptimalkan pilihan model penerapan cloud atau awan komputasi, yang disesuaikan dengan kebutuhan beban kerja dan aplikasi pengguna layanannya.
Melalui analisis pakar TI MII serta pengumpulan data tingkat lanjut HMDOW memungkinkan perusahaan-perusahaan mengungkap informasi penting dan memberikan rekomendasi khusus bagi penggunanya.
Dengan memanfaatkan data perusahaan yang lebih aktual daripada hipotesis metriks, HMDOW akan memberikan pandangan holistik dan akurat terhadap perusahaan tentang keadaan infrastruktur manajemen data mereka saat ini.
Sehingga dengan demikian memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan model pengiriman yang hemat biaya, bebas kerumitan, dan optimal untuk kinerja bisnis. Dengan wawasan tersebut, perusahaan akan dapat mengembangkan strategi masa depan dan menghidupkan model multicloud hybrid.
Sejak momentum transformasi digital diumumkan di Tanah Air, adopsi sistem kerja mengandalkan cloud semakin berkembang di Indonesia seiring dengan meningkatnya jumlah layanan digital di berbagai sektor.
Menurut International Data Corporation (IDC), pasar cloud Indonesia diproyeksikan tumbuh rata-rata 31 persen per tahun selama lima tahun ke depan dan diperkirakan akan mencapai 1,2 miliar dolar AS di 2024.
Selain itu, survei NetApp “2021 Hybrid Cloud Enterprise Customer Adoption” juga mengungkapkan bahwa 77 persen pembuat keputusan TI telah menyatakan rencana mereka dalam mengoperasikan bisnis mereka di lingkungan hybrid cloud. Hal ini dilatarbelakangi oleh tuntutan bisnis untuk berinovasi lebih cepat, mengoptimalkan operasional, dan menekan biaya infrastruktur.
“Infrastruktur hybrid cloud telah menjadi bantuan yang besar bagi banyak orang, meningkatkan kelincahan organisasi, fleksibilitas, dan kecepatan inovasi. Pendirian HMDOW merupakan bukti misi kami untuk membantu perusahaan merangkul infrastruktur hybrid cloud dan mempercepat upaya transformasi digital mereka,” kata Country Manager NetApp di Indonesia Adir Ginting.
Dengan 29 tahun inovasi manajemen data dan hubungan unik NetApp dengan para pengguna layanannya, komitmen untuk mengembangkan sistem cloud yang lebih mudah diakses, sederhana, dan hemat biaya terus dikembangkan oleh NetApp.
Maka dari itu, kehadiran HMDOW menjadi salah satu bagian dari komitmen yang disiapkan NetApp agar penggunaan cloud bisa lebih masif lagi tidak hanya untuk perorangan tapi juga perusahaan.
“Dengan rangkaian solusi dan layanan yang lebih komprehensif, pelanggan kami dapat mengharapkan pengalaman yang tak tertandingi bersama kami. Dalam kemitraan dengan MII, kami berkomitmen untuk memberdayakan pelanggan kami dalam merancang, membangun, dan mengoptimalkan hybrid cloud mereka,” ujar Adir.
Baca juga: SonicWall amankan setiap campuran jaringan cloud, hybrid dan tradisional
Baca juga: Bekerja secara hibrida ciptakan fase arsitektural "edge-to-cloud"
Baca juga: Red Hat tunjuk pimpinan baru di Asia Pasifik dan Amerika Utara
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022
Tags: