Cirebon, Jawa Barat (ANTARA) - Kepolisian Resor Cirebon Kota, Jawa Barat, memastikan tim audit yang terdiri dari Polri, dan Dinas Perdagangan Cirebon akan mengawasi pendistribusian minyak goreng curah, untuk memastikan semua berjalan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

"Tim audit kita terjunkan untuk mengawasi pendistribusian minyak goreng curah di Kota Cirebon," kata Kepala Polres Cirebon Kota, AKBP Fahri Siregar, di Cirebon, Jawa Barat, Rabu.

Baca juga: Warga antre minyak goreng murah dalam operasi pasar Kelurahan Ciracas

Ia mengatakan tim audit yang dibentuk itu, upaya pihaknya memastikan distribusi minyak goreng curah bisa berjalan sesuai ketentuan yang berlaku.

Karena, kata dia, saat ini pemerintah pusat sudah menentukan harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak curah, sehingga perlu dilakukan pengawasan, agar masyarakat bisa mendapatkan sesuai aturan yang ada. "Tim audit terus bergerak melakukan pengawasan, pendistribusian minyak goreng curah," tuturnya.

Ia menuturkan pada saat dilakukan inspeksi mendadak di beberapa agen minyak goreng curah yang berada di Cirebon, rerata sudah mengikuti HET.

Baca juga: Dukung energi bersih, Pertagas Niaga pasok gas ke pabrik minyak goreng

Meskipun masih ada distributor yang membatasi penjualan minyak goreng curah, hal ini dikarenakan permintaan dari pedagang ecer, dan masyarakat banyak, sedangkan suplai belum normal. "Kalau pembelian memang seharusnya tidak ada batasan, tapi dikarenakan suplai masih belum mencukupi, maka agen melakukan pembatasan," katanya.

Sementara pedagang asal Kabupaten Majalengka Sumiati mengaku masih sangat sulit mendapatkan minyak goreng curah, dan di Cirebon mendapatkannya dengan harga Rp15.500 per kilogram. "Kalau di Majalengka harganya masih Rp22.000-23.000 per kilogram," katanya.

Baca juga: Hoaks! Video 2.500 ton minyak goreng tumpah di laut

Ia mengaku akan kembali menjual minyak itu, dengan harga Rp19 ribu per kilogram. Saat ini kata Sumiati, dirinya hanya mendapatkan minyak goreng curah sebanyak 56 kilogram, padahal sebelum terjadi kelangkaan ia bisa membawa pulang mencapai 1 ton. "Sebelum ada kenaikan, saya biasa belanja sampai 1 ton, sekarang 56 kilogram saja sudah susah," katanya.