Surabaya (ANTARA News) - Jawa Timur kemungkinan akan memiliki pabrik pesawat terbang dan pemerintah pusat sudah meminta gubernur setempat untuk mencari lahan seluas 1.000 hektar.

"Minggu lalu, saya sudah dipanggil ke Jakarta untuk membahas rencana itu, tapi jangan diungkap sekarang, karena rencana itu masih belum matang," kata Gubernur Jatim Dr H Soekarwo di kampus ITS Surabaya, Kamis.

Ia mengemukakan hal itu disela pertemuan Paguyuban Rektor PTN Jawa Timur yang dihadiri rektor dan pembantu rektor dari sembilan PTN di Jatim serta Kepala Balitbang Jatim Ir Priyo Darmawan MSc.

Didampingi Ketua Paguyuban Rektor PTN Jatim Prof H Fasich Apt (Rektor Unair) dan Rektor ITS Prof Triyogi Yuwono DEA, Gubernur Soekarwo menjelaskan pihaknya juga berencana mengoptimalkan eks lapangan terbang seperti di Blitar.

"Lapangan terbang baru juga akan dikembangkan, seperti di Bojonegoro dan Bawean, kemudian Bandara Juanda Surabaya juga akan dikembangkan, karena sekarang sudah `overload`," paparnya.

Selain itu, pihaknya ingin berencana membangun pabrik "hi-tech" yang luas yang tidak jauh dari pabrik pesawat terbang. "Tapi, pabrik hi-tech itu tetap harus menampung teknologi tepat guna. Misalnya, pabrik pupuk granule (pupuk organik berbahan baku kompos)," katanya.

Ditanya tentang bentuk kerja sama Pemprov Jatim dengan PTN se-Jatim, ia mengatakan Paguyuban Rektor bisa memberikan masukan untuk mempercepat kinerja Pemprov Jatim.

"Birokrat itu sangat empirik sekali, sehingga perlu dukungan inovasi dari perguruan tinggi untuk mempercepat program-program pembangunan di Jatim. Misalnya, solusi mengenai pengentasan kemiskinan dan pengangguran," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Rektor PTN Jatim Prof H Fasich Apt mengatakan perguruan tinggi di Jatim terdapat 1.200 PTN/PTS, namun manfaat keberadaannya belum maksimal untuk masyarakat Jatim.

"Karena itu perlu ada sinergi antara Pemprov dengan PTN/PTS sebagai `anak` dan untuk itu perlu ada pertemuan rutin sekitar 4-6 bulan sekali, sehingga penelitian yang dilakukan PTN/PTS dapat dimanfaatkan Pemprov Jatim untuk masyarakat," ucapnya.

Senada dengan itu, Rektor ITS Prof Dr Ir Triyogi Yuwono DEA, mengatakan PTN/PTS selama ini selalu membicarakan tentang internasionalisasi, padahal mereka berada di Jatim.

"Karena itu, kami sekarang berniat merumuskan apa saja yang bisa kami berikan dan lakukan untuk Pemprov Jatim. Semoga bisa memberikan solusi yang baik untuk membantu memecahkan persoalan yang dihadapi pemprov," katanya.

Selain pimpinan ITS dan Unair, pimpinan PTN lain yang hadir dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya, Universitas Brawijaya (UB), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Universitas Negeri Jember (Unej), dan Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

(E011/C004)