Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Brasil meluncurkan serangkaian insentif untuk memacu produksi dan penggunaan biometana secara berkelanjutan pada Senin (21/3).

Biometana merupakan bahan bakar yang dapat diperoleh dari daur ulang limbah perkotaan dan pedesaan, serta dapat menggantikan gas alam, solar serta bensin.

Rencana tersebut mengalokasikan lebih dari tujuh miliar real (1 real setara Rp2.909) untuk memacu produksi biometana, dan diperkirakan dapat menciptakan sedikitnya 6.500 lapangan kerja dalam pembangunan dan operasional 25 pabrik baru di enam negara bagian di Brasil.

Menteri Lingkungan Hidup Joaquim Leite menandatangani dekrit yang menciptakan Program Pengurangan Emisi Metana Nasional, atau juga dikenal sebagai rencana "Nol Metana".

"Program 'Nol Metana' mengolah limbah dari wilayah perkotaan dan perdesaan, seperti limbah dari peternakan unggas, peternakan babi, tebu, susu, dan tempat pembuangan sampah," kata Leite.

Limbah tersebut diubah menjadi biometana, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar truk dan bis, serta mengurangi biaya bahan bakar, ujar dia.

Sementara itu, Menteri Pertambangan dan Energi Bento Albuquerque menandatangani sebuah dekrit untuk memasukkan investasi biometana dalam Program Insentif Khusus Brasil bagi Pembangunan Infrastruktur.

Insentif tersebut membebaskan proyek-proyek baru dari pajak tertentu atas pembelian mesin, bahan konstruksi dan peralatan.

"Kami mengambil sebuah langkah baru menuju konsolidasi pasar yang terbuka dan kompetitif, memberikan bioenergi kepada investor dengan kondisi yang sama seperti yang sudah dimiliki produsen gas alam," kata Albuquerque.