Medan (ANTARA News) - Pencarian penumpang pesawat CASA 212-200 yang jatuh di kawasan pegunungan Bukit Barisan, Kabupaten Langkat, Kamis, terhambat hujan deras.

"Sampai sekarang, Tim SAR dan manajemen PT NBA (Nusantara Buana Air) belum bisa sampai ke lokasi yang diduga tempat jatuhnya pesawat karena terhambat hujan yang deras," kata Manajer Nusantara Buana Air, Robur, yang dihubungi ANTARA melalui telepon selular di Medan, Kamis.

Tetapi pencarian akan terus dilanjutkan, katanya.

Dia menyebutkan, di pesawat yang jatuh itu, ada empat awak pesawat mulai Kapten Pilot Famal Ishak, Co Pilot, Budiono, dan dua kru pesawat lainnya Nico Matulessy dan B.Soetopo.

Sementara 14 penumpang lainnya masing-masing Aisyah, Astuti, Suriadi, Tia Apriliani, Dr.Suherman, Dr Juli Dhaliana, Siswa Sambungan, Jefridin, Timau Karsu, Andi Raylan, M, Ahmad Arief, Samsidar Yusni, Hammimatul Janah dan Hanif Abdilah.

"Sebagian penduduk Medan dan sebagian lain tercata penduduk Kutacane atau daerah Aceh lainnya," katanya.

Dia menegaskan, kondisi pilot dan pesawat penerbangan sebelum terbang dalam kondisi baik.

Pesawat CASA 212-200 itu berangkat dari Medan menuju Kutacane, Aceh pukul 07.28 WIB yang harusnya sampai pukul 08.03 WIB.

"Mudah-mudahan Tim SAR bisa segera bisa sampai lokasi dan mengetahui pasti kejadian,"katanya.

Keluarga salah satu penumpang, Rosmawati Harahap. menyebutan, menantunya, Samsidar, pulang ke Kutacane bersama dua anaknya, Hamimatul Janah dan Hanif Abdilah setelah tiba di Medan, Sabtu, 24 September.

Samsidar dan anaknya naik pesawat karena takut "mabuk" naik kenderaan.

"Anakku Junanda, Suami Samsidar, Rabu lalu sudah pulang duluan naik mobil oribadi.Kasihan dia sedang stres menunggu di Bandara Kutacane,"kata Rosmawati yang terlihat terus-terusan menangis saat menunggu informasi di kantor PT Nusantara Buana Air.

(ANTARA)