Artikel
Roda investasi di tol penyangga Jakarta
Oleh Pradita Kurniawan Syah
22 Maret 2022 20:46 WIB
Roda truk berputar di Ruas Jalan Tol Jakarta Cikampek saat melintasi wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (20/3/2022). (ANTARA/Pradita Kurniawan Syah)
Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Jutaan roda kendaraan berputar di atas aspal jalan yang dikelola PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan keluar menuju sejumlah kawasan industri wilayah penyangga DKI Jakarta, pusat perekonomian Indonesia.
Deskripsi singkat itu menggambarkan aktivitas keseharian di tol terpadat se-Indonesia yakni Jalan Tol Jakarta-Cikampek termasuk antrean kendaraan yang melintas ruas jalan tersebut pada Selasa (22/3) sore tadi.
Bukan tanpa alasan para sopir yang bekerja di kawasan industri itu rela berjibaku dalam kondisi macet nyaris setiap saat melintasi ruas tol tersebut. Di belakang kemudi mereka terangkut bahan baku maupun barang jadi milik investor untuk diproduksi hingga dipasarkan.
Para investor dalam negeri maupun penanaman modal asing selama puluhan tahun mempercayakan akses jalan tol tersebut untuk menjalankan bisnis hingga berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Lantas upaya apa yang dapat dioptimalkan Jasa Marga agar roda investasi itu tetap berputar dan terus memberikan kontribusi positif bagi penerimaan negara?
Sesuai slogan perusahaan yakni "Connecting Indonesia" PT Jasa Marga (Persero) Tbk berkomitmen untuk terus berinovasi menghadirkan layanan terbaik bagi seluruh pengguna jalan tol.
"Kami senantiasa berkomitmen mewujudkan salah satu misi perseroan yakni memimpin pembangunan jalan tol di Indonesia untuk meningkatkan konektivitas nasional, termasuk melalui optimalisasi layanan pengguna jalan tol di wilayah cakupan kami yakni Tol Jakarta-Cikampek," kata Humas Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek Hendra Damanik di Kabupaten Bekasi, Selasa.
Optimalisasi layanan di Tol Jakarta-Cikampek seperti yang diungkapkan Hendra Damanik selalu kita jumpai saat melintasi ruas jalan itu. Skema perbaikan jalan paling menonjol di antara layanan lain.
Dari kedua arah baik menuju Jakarta atau Cikampek kerap kita jumpai kemacetan relatif panjang yang menandakan di depan jalan tersebut tengah diperbaiki, ciri khas Jalan Tol Jakarta-Cikampek dari dulu hingga kini dan mungkin nanti.
Perawatan jalan dengan teknik rigid pavement menjadi salah satu wujud kerja nyata Jasa Marga menghadirkan layanan prima bagi seluruh pengguna jalan di ruas Tol Jakarta-Cikampek.
Jasa Marga terus berinovasi memberikan pelayanan optimal bagi pengguna jalan tol Jakarta-Cikampek dengan menambah sejumlah ruas pendukung jalan tol eksis yakni tol layang yang kemudian dinamakan Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ) pada April 2021 silam.
Perubahan nama Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek menjadi Tol Layang MBZ, putera mahkota Uni Emirat Arab itu meski sempat menuai pro dan kontra namun sah-sah saja.
Sebab yang terpenting bagi masyarakat adalah memiliki manfaat dalam kemudahan akses, dalam hal ini akses transportasi di ruas jalan tol layang.
Kemudian pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Selatan Ruas Jatiasih-Sadang sepanjang 62 kilometer yang saat ini juga tengah dikebut pengerjaannya mulai dari pembebasan lahan hingga pekerjaan konstruksi jalan.
Baca juga: Komisi V DPR: Penggantian lahan tol harus untungkan masyarakat
Tiga paket
Ruas Tol Jakarta Cikampek Selatan ini memiliki total tiga paket konstruksi yakni paket pertama mulai dari Jatiasih, Kota Bekasi hingga Setu di Kabupaten Bekasi dengan panjang 9,3 kilometer atau dari titik nol hingga 9+300.
Kemudian paket kedua mulai dari Setu hingga Tamanmekar atau Kilometer 9+300 hingga 34+150 sementara paket ketiga terbentang dari Tamanmekar sampai Sadang, Kabupaten Purwakarta atau dari Kilometer 34+150 hingga 62.
“Keseluruhan paket Jalan Tol Jakarta-Cikampek Ruas Jatiasih-Sadang mencapai 62 kilometer,” kata Humas Jasa Marga Tol Japek Selatan Iwan Setiawan.
Iwan menyebutkan bahwa pembangunan ruas tol tersebut sudah dimulai dari paket ketiga yakni di wilayah Kabupaten Karawang hingga Kabupaten Purwakarta.
Sedangkan di Kabupaten dan Kota Bekasi pihaknya tengah menyelesaikan pembebasan lahan guna mengejar target pembangunan yang direncanakan terbagi dalam enam seksi.
Enam seksi itu antara lain Jatiasih-Bantargebang, Bantargebang-Setu, Setu-Sukaragam, Sukaragam-Tamanmekar, Tamanmekar-Kutanegara, dan Kutanegara-Sadang.
Ruas tol ini direncanakan memiliki tujuh gerbang mulai dari Jatiasih dan Bantargebang di Kota Bekasi, Setu dan Sukaragam Kabupaten Bekasi, Tamanmekar dan Kutanegara Kabupaten Karawang, serta Sadang Kabupaten Purwakarta.
Tol yang melintas 37 desa/kelurahan itu akan terintegrasi dengan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) serta Tol Purbaleunyi sehingga diharapkan mampu mengurai kepadatan di ruas tol eksisting.
Pangkas jarak
Satu ruas jalan lain yakni Tol Cibitung-Cilincing hingga terkoneksi ke Cimanggis juga disebut akan mampu mendukung kemudahan akses karena memangkas jarak tempuh truk kontainer dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Provinsi DKI Jakarta.
Kontribusi positif Jasa Marga ini tentunya berdampak pada kemajuan perekonomian terutama di wilayah yang dilalui ruas jalan tol. Tol Jakarta-Cikampek memiliki peran krusial dan masih menjadi primadona investor menanamkan modal.
Wilayah Kabupaten Bekasi yang dilintasi Tol Jakarta-Cikampek tercatat masih terus mengungguli daerah lain se-Indonesia selama beberapa tahun terakhir dalam hal realisasi investasi.
Pada tahun 2021 daerah ini masih menjadi tujuan utama investor dengan capaian penanaman modal sebesar Rp42 triliun, setara 31,78 persen total nilai investasi Provinsi Jawa Barat hingga dinobatkan sebagai wilayah penyumbang investasi tertinggi se-Indonesia.
Berdasarkan data nilai investasi di periode yang sama yakni sepanjang tahun 2021, tercatat tiga dari lima besar daerah tujuan investor tertinggi se-Jawa Barat bahkan merupakan wilayah yang dilintasi Tol Jakarta-Cikampek.
Berada di bawah Kabupaten Bekasi atau posisi kedua ditempati Kabupaten Karawang dengan nilai investasi sebesar Rp26 triliun dan posisi kelima atau di bawah Kota Bandung serta Kabupaten Bogor ditempati Kota Bekasi dengan nilai investasi Rp8,1 triliun.
Capaian tersebut tentunya tidak terlepas dari peran Jasa Marga meningkatkan standar layanan minimal serta memberikan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan.
Semoga ke depan Jasa Marga mampu menambah inovasi dan memberikan kontribusi yang jauh lebih baik sehingga roda-roda investasi dapat terus berderap di Ruas Tol Jakarta-Cikampek.
Baca juga: Ketika kemacetan dan jalan berlubang 'hantui' pengendara Tol Japek
Deskripsi singkat itu menggambarkan aktivitas keseharian di tol terpadat se-Indonesia yakni Jalan Tol Jakarta-Cikampek termasuk antrean kendaraan yang melintas ruas jalan tersebut pada Selasa (22/3) sore tadi.
Bukan tanpa alasan para sopir yang bekerja di kawasan industri itu rela berjibaku dalam kondisi macet nyaris setiap saat melintasi ruas tol tersebut. Di belakang kemudi mereka terangkut bahan baku maupun barang jadi milik investor untuk diproduksi hingga dipasarkan.
Para investor dalam negeri maupun penanaman modal asing selama puluhan tahun mempercayakan akses jalan tol tersebut untuk menjalankan bisnis hingga berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Lantas upaya apa yang dapat dioptimalkan Jasa Marga agar roda investasi itu tetap berputar dan terus memberikan kontribusi positif bagi penerimaan negara?
Sesuai slogan perusahaan yakni "Connecting Indonesia" PT Jasa Marga (Persero) Tbk berkomitmen untuk terus berinovasi menghadirkan layanan terbaik bagi seluruh pengguna jalan tol.
"Kami senantiasa berkomitmen mewujudkan salah satu misi perseroan yakni memimpin pembangunan jalan tol di Indonesia untuk meningkatkan konektivitas nasional, termasuk melalui optimalisasi layanan pengguna jalan tol di wilayah cakupan kami yakni Tol Jakarta-Cikampek," kata Humas Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek Hendra Damanik di Kabupaten Bekasi, Selasa.
Optimalisasi layanan di Tol Jakarta-Cikampek seperti yang diungkapkan Hendra Damanik selalu kita jumpai saat melintasi ruas jalan itu. Skema perbaikan jalan paling menonjol di antara layanan lain.
Dari kedua arah baik menuju Jakarta atau Cikampek kerap kita jumpai kemacetan relatif panjang yang menandakan di depan jalan tersebut tengah diperbaiki, ciri khas Jalan Tol Jakarta-Cikampek dari dulu hingga kini dan mungkin nanti.
Perawatan jalan dengan teknik rigid pavement menjadi salah satu wujud kerja nyata Jasa Marga menghadirkan layanan prima bagi seluruh pengguna jalan di ruas Tol Jakarta-Cikampek.
Jasa Marga terus berinovasi memberikan pelayanan optimal bagi pengguna jalan tol Jakarta-Cikampek dengan menambah sejumlah ruas pendukung jalan tol eksis yakni tol layang yang kemudian dinamakan Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ) pada April 2021 silam.
Perubahan nama Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek menjadi Tol Layang MBZ, putera mahkota Uni Emirat Arab itu meski sempat menuai pro dan kontra namun sah-sah saja.
Sebab yang terpenting bagi masyarakat adalah memiliki manfaat dalam kemudahan akses, dalam hal ini akses transportasi di ruas jalan tol layang.
Kemudian pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Selatan Ruas Jatiasih-Sadang sepanjang 62 kilometer yang saat ini juga tengah dikebut pengerjaannya mulai dari pembebasan lahan hingga pekerjaan konstruksi jalan.
Baca juga: Komisi V DPR: Penggantian lahan tol harus untungkan masyarakat
Tiga paket
Ruas Tol Jakarta Cikampek Selatan ini memiliki total tiga paket konstruksi yakni paket pertama mulai dari Jatiasih, Kota Bekasi hingga Setu di Kabupaten Bekasi dengan panjang 9,3 kilometer atau dari titik nol hingga 9+300.
Kemudian paket kedua mulai dari Setu hingga Tamanmekar atau Kilometer 9+300 hingga 34+150 sementara paket ketiga terbentang dari Tamanmekar sampai Sadang, Kabupaten Purwakarta atau dari Kilometer 34+150 hingga 62.
“Keseluruhan paket Jalan Tol Jakarta-Cikampek Ruas Jatiasih-Sadang mencapai 62 kilometer,” kata Humas Jasa Marga Tol Japek Selatan Iwan Setiawan.
Iwan menyebutkan bahwa pembangunan ruas tol tersebut sudah dimulai dari paket ketiga yakni di wilayah Kabupaten Karawang hingga Kabupaten Purwakarta.
Sedangkan di Kabupaten dan Kota Bekasi pihaknya tengah menyelesaikan pembebasan lahan guna mengejar target pembangunan yang direncanakan terbagi dalam enam seksi.
Enam seksi itu antara lain Jatiasih-Bantargebang, Bantargebang-Setu, Setu-Sukaragam, Sukaragam-Tamanmekar, Tamanmekar-Kutanegara, dan Kutanegara-Sadang.
Ruas tol ini direncanakan memiliki tujuh gerbang mulai dari Jatiasih dan Bantargebang di Kota Bekasi, Setu dan Sukaragam Kabupaten Bekasi, Tamanmekar dan Kutanegara Kabupaten Karawang, serta Sadang Kabupaten Purwakarta.
Tol yang melintas 37 desa/kelurahan itu akan terintegrasi dengan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) serta Tol Purbaleunyi sehingga diharapkan mampu mengurai kepadatan di ruas tol eksisting.
Pangkas jarak
Satu ruas jalan lain yakni Tol Cibitung-Cilincing hingga terkoneksi ke Cimanggis juga disebut akan mampu mendukung kemudahan akses karena memangkas jarak tempuh truk kontainer dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Provinsi DKI Jakarta.
Kontribusi positif Jasa Marga ini tentunya berdampak pada kemajuan perekonomian terutama di wilayah yang dilalui ruas jalan tol. Tol Jakarta-Cikampek memiliki peran krusial dan masih menjadi primadona investor menanamkan modal.
Wilayah Kabupaten Bekasi yang dilintasi Tol Jakarta-Cikampek tercatat masih terus mengungguli daerah lain se-Indonesia selama beberapa tahun terakhir dalam hal realisasi investasi.
Pada tahun 2021 daerah ini masih menjadi tujuan utama investor dengan capaian penanaman modal sebesar Rp42 triliun, setara 31,78 persen total nilai investasi Provinsi Jawa Barat hingga dinobatkan sebagai wilayah penyumbang investasi tertinggi se-Indonesia.
Berdasarkan data nilai investasi di periode yang sama yakni sepanjang tahun 2021, tercatat tiga dari lima besar daerah tujuan investor tertinggi se-Jawa Barat bahkan merupakan wilayah yang dilintasi Tol Jakarta-Cikampek.
Berada di bawah Kabupaten Bekasi atau posisi kedua ditempati Kabupaten Karawang dengan nilai investasi sebesar Rp26 triliun dan posisi kelima atau di bawah Kota Bandung serta Kabupaten Bogor ditempati Kota Bekasi dengan nilai investasi Rp8,1 triliun.
Capaian tersebut tentunya tidak terlepas dari peran Jasa Marga meningkatkan standar layanan minimal serta memberikan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan.
Semoga ke depan Jasa Marga mampu menambah inovasi dan memberikan kontribusi yang jauh lebih baik sehingga roda-roda investasi dapat terus berderap di Ruas Tol Jakarta-Cikampek.
Baca juga: Ketika kemacetan dan jalan berlubang 'hantui' pengendara Tol Japek
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022
Tags: