Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan teledentistry atau konsultasi dengan dokter gigi melalui media telekomunikasi diharapkan dapat meningkatkan cakupan layanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia, terutama dengan adanya kondisi pandemi COVID-19.

Kemenkes bersama PDGI, lanjutnya, telah menerbitkan pedoman baru pelayanan kesehatan gigi dan mulut serta mengembangkan layanan telemedicine gratis yang bisa dimanfaatkan oleh pasien untuk berkonsultasi dengan dokter gigi tanpa harus bertatap muka secara langsung.

"Masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian kita bersama. Saat ini masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia terbilang masih sangat tinggi," kata Budi dalam sambutannya saat konferensi pers virtual, Selasa.

Baca juga: Apa yang bisa dilakukan bila punya gigi kuning?

Baca juga: Bulan Kesehatan Gigi Nasional resmi dibuka


Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, sebanyak 57,6 persen penduduk Indonesia mengalami masalah gigi dan mulut, dengan proporsi terbesar adalah gigi berlubang dan gusi bengkak.

Melihat data tersebut, Budi menekankan bahwa masalah gigi dan mulut ini tidak bisa dibiarkan karena akan mempengaruhi kualitas hidup masyarakat.

"Berbagai faktor yang menyebabkan permasalahan gigi dan mulut masih terjadi, mulai dari kurangnya kesadaran, rasa enggan, dan kesulitan akses ke tenaga profesional," ujarnya.

Data Riskesdas 2018 juga menunjukkan, dari 57,6 persen penduduk yang bermasalah kesehatan gigi dan mulut, hanya sekitar 10,2 persen yang mengakses pelayanan kesehatan gigi.

Budi mengatakan bahwa perilaku terkait pencegahan masalah kesehatan gigi belum optimal jika merujuk pada Riskesdas 2018. Dari jumlah 94,7 persen masyarakat yang memiliki kebiasaan menyikat gigi setiap hari, hanya 2,8 persen yang telah menyikat gigi dengan benar.

Menurut Budi, edukasi dan sinergi dari berbagai pihak, termasuk kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, akan membuka harapan untuk mencapai target Indonesia bebas karies 2030.

Ia turut mengapresiasi inisiatif kolaborasi Unilever Indonesia bersama FDI World Dental Federation, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), serta para relawan dokter gigi dalam membantu masyarakat Indonesia mendapatkan akses perawatan gigi dan mulut melalui layanan teledentistry serta edukasi melalui kampanye.

"Saya juga ingin mengajak masyarakat untuk merawat gigi dan mulut secara rutin dengan menyikat gigi dua kali sehari pada pagi dan malam hari serta melakukan pemeriksaan berkala ke dokter gigi setiap enam bulan sekali," katanya.

Baca juga: Tak semua kasus gigi terpotong dan berlubang harus dicabut

Baca juga: Kebersihan gigi dan mulut cegah risiko komplikasi penyakit

Baca juga: Benarkah flouride bagus untuk kesehatan gigi?