Jakarta (ANTARA) - Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) RT 003/RW 02 Kelurahan Cilangkap, Jakarta Timur, memberdayakan ekonomi masyarakat setempat melalui produksi jamu tradisional.

"Produksi jamu ini secara tradisional dan tanpa bahan pengawet sedikitpun. Semua bahan bakunya alami,” kata Ketua PKK RT 003/RW 02 Kelurahan Cilangkap, Tarwati di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan, produksi jamu kunyit asam itu sudah dirintis sejak 2016. Namun sempat terhenti akibat pandemi.

Tarwati mengatakan produksi jamu itu sudah dikonsumsi oleh masyarakat luas.

Setiap akhir pekan, pihaknya memproduksi 150 - 200 botol jamu kunyit asam dengan harga Rp10.000 per botol. 

Dia menambahkan produksi jamu tradisional yang dibuatnya itu dijual secara daring, dalam rangka meningkatkan ekonomi keluarga di masa pandemi akibat COVID-19. 

"Alhamdulillah pak Wali Kota juga sekarang mulai berlangganan produksi jamu kunyit asam kami,” ujar Tarwati.

Tarwati berharap, pemasaran jamu itu dibantu jajaran Pemerintah Kota Jakarta Timur, khususnya Sudin Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil Menengah (PPKUKM) Jakarta Timur, agar semakin banyak produksinya.

“Saya harap dapat bantuan pemasaran agar sistem produksinya lebih maksimal, mengingat saat ini hanya mengandalkan alat blender yang masih berukuran kecil," tutur Tarwati.

Baca juga: Benarkah jamu tradisional bisa tangkal COVID-19?
Baca juga: Kemenkes: Banyak masyarakat salah persepsi terhadap jamu