Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarBank di Jakarta Selasa sore bergerak terangkat sebesar 120 poin ke posisi Rp8.930 dibanding sebelumnya Rp9.050 per dolar AS.

Analis pasar uang Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta, Selasa mengatakan, membaiknya sentimen pasar global terkait dengan harapan adanya solusi krisis di Uni Eropa membuat investor kembali aktif masuk ke pasar mata uang dalam negeri sehingga rupiah menguat terhadap dolar AS setelah rupiah terkoreksi ke level Rp9.000.

Ia menambahkan, nilai tukar rupiah menguat pada perdagangan hari ni mengikuti penguatan pada hampir semua mata uang Asia, penguatan juga terjadi pada bursa Asia, termasuk Indeks Haraga Saham gabungan (IHSG).

"Sentimen saat ini lebih cenderung ke eksternal, sentimen pasar global membaik. Diharapkan pertemuan pemimpin Uni Eropa akan memberikan solusi untuk mengatasi krisis utang di Uni Eropa," kata dia.

Ia menambahkan, sentimen pasar global yang membaik pada perdagangan hari ini merembet ke pasar Asia hari ini, termasuk rupiah.

Disaat yang sama, lanjut dia, pelaku pasar juga tengah menunggu hasil parlemen Yunani untuk disiplin anggaran berikutnya yang menjadi syarat pencairan dana talangan.

Namun, kata dia, naiknya pasar juga masih dibayangi aksi jual investor terutama terkait dengan likuiditas dolar AS yang semakin ketat dan kembali mencuatnya masalah fiskal di Yunani.

"Pasar keuangan masih diliputi oleh kekhawatiran bahwa ekonomi global akan masuk kembali ke dalam resesi, dimana dollar AS masih menjadi aset `safe haven` pasar keuangan global," kata dia.

Sementara, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa (27/9) tercatat mata uang rupiah menguat terhadap dolar AS menjadi Rp8.915 dibanding pada harga hari sebelumnya Rp8.975.
(ZMF)