Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar mata uang rupiah mendapatkan sentimen positif dari pasar global Senin malam sehingga menguat terhadap dolar AS ke posisi Rp8.920.

Nilai tukar mata uang rupiah antarBank di Jakarta Selasa pagi bergerak tertekan sebesar 130 poin ke posisi Rp8.920 dibanding sebelumnya Rp9.050 per dolar AS.

"Sentimen pasar global membaik pada perdagangan tadi malam sehingga merembet ke pasar Asia hari ini, termasuk rupiah," kata analis pasar uang Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, sentimen pasar global kembali membaik, pelaku pasar mengharapkan pertemuan pemimpin Uni Eropa akan memberikan solusi untuk mengatasi krisis utang di Uni Eropa, di saat yang sama juga menunggu hasil parlemen Yunani untuk disiplin anggaran berikutnya yang menjadi syarat pencairan dana talangan.

"Bank Sentral Uni Eropa (ECB) diperkirakan juga akan menurunkan suku bunga acuan pada pertemuan 6 Oktober mendatang untuk mengurangi hambatan likuiditas antar bank, setelah bulan lalu memutuskan bertahan pada 1,5 persen," katanya.

Sementara di pasar AS, fund manager Warren Buffet berhasil mengangkat indeks Dow setelah mengumumkan akan melakukan buyback senilai total 40 miliar dolar AS atas saham-saham dengan harga 110 persen di atas harga bukunya.

"Pasar AS dan Uni Eropa menguat, harga emas dan minyak naik," katanya.

Sementara dari dalam negeri, Lana mengatakan, berbagai isu domestik seperti isu pergantian menteri (reshuffle) dan kemudian bom bunuh diri di Gereja Bethel di Solo muncul bersamaan dengan isu eksternal.

"Tetapi isu domestik ini tidak mempengaruhi pasar Indonesia terutama di pasar saham yang sedang mengalami tekanan penurunan tajam," katanya serya menambahkan, di tengah ketidakpastian ini, investor cenderung pegang dana tunai dalam mata uang dolar AS, Yen, dan Swiss Franc.
(ZMF)