Kupang, NTT (ANTARA News) - Tidak tanggung-tanggung langkah yang ditempuh NTT untuk menjadi sentra produksi garam nasional. 9.000 hektare lahan mereka siapkan dijadikan padang garam mendukung tekad pemerintah Indonesia menuju swasembada garam pada 2012.

"Masing-masing 1.000 hektare di Kabupaten Nagakeo dan Kabupaten Ende, serta 7.000 hektare di Kabupaten Kupang," kata Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, ketika berdialog dengan Gerakan Nasional Masyarakat Minapolitan, di Kupang, Senin.

Gerakan itu merupakan kumpulan masyarakat petani garam, rumput laut dan usahawan ekonomi mikro dari Provinsi Bali, NTB dan NTT.

Propinsi NTT memiliki panjang garis pantai 5.700 kilometer sangat potensial dijadikan lumbung garam nasional. Hal itu masih didukung unsur paling penting, yaitu pancaran sinar matahari terik yang cuma terhalang beberapa bulan dalam setahun.

"Saya akui masyarakat petani garam di NTT mengolah garam secara tradisional yang sering menimbulkan masalah. Padahal air lautnya berwarna biru, bersih, dan kualitasnya sangat prima untuk dijadikan garam," katanya.

Pemerintah Provinsi NTT sebelumnya telah menandatangani nota kesepahaman rencana investasi industri garam Mbay di Kabupaten Nagekeo dan Teluk Kupang di Kabupaten Kupang oleh PT Chhetam Salt dari Australia dan PT Garam Indonesia.

PT Cheetam Salt dari Australia berencana melakukan investasi industri garam di atas lahan seluas 1.000 hektare di Mbay, sementara PT Garam Indonesia berencana membangun industri garam di atas lahan seluas 7.000 hektare di Desa Oebelo, Kabupaten Kupang.

Secara tradisional, masyarakat NTT banyak memakai kayu bakar dalam pengolahan garam. Hal lain adalah akses pengangkutan bahan dan produk jadi garam ke sentra-sentra industri garam.

Ke depan menurut dia, mesti ada teknologi yang lebih baik untuk pengembangan garam di NTT sehingga tidak banyak pohon yang harus ditebang untuk diambil kayunya sebagai kayu bakar.

Ia juga selalu mengingatkan investor yang ingin membangun industri garam secara besar-besaran di NTT, agar tidak mematikan usaha industri garam rakyat yang dioleh secara tradisional oleh masyarakat.

"Silahkan membangun industri garam dengan gaya modern, tetapi petani garam tradisional tidak boleh dimatikan melainkan usaha mereka harus terus didukung agar bisa berkembang sehingga petani garam tradisional bisa hidup lebih baik,"tegasnya. (ANT)