Jakarta (ANTARA News) - Atas nama ketiadaan anggaran santunan kecelakaan, Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol, Budi K Sumadi, malah memberi kartu keanggotaan kehormatan gratis kepada dua korban wahana seluncur Atlantis, yang rubuh pada Minggu (25/9).
Kedua korban yang membayar untuk bisa bersenang-senang di wahana andalan Ancol namun malah mendapat celaka itu kini dirawat di kamar 301 RS Satyanegara. Mereka adalah Anggiat Silitonga dan istrinya, Sulatri boru Sihombing, yang mengaku sangat trauma atas kecelakaan itu.
"Saya sudah trauma, masa disuruh lagi ke wahana itu. Seharusnya kami diberi santunan oleh manajemen Ancol, itu lebih bermanfaat," kata Silitonga.
Untuk saat ini, mereka memprioritaskan diri agar terlebih dahulu sehat. "Nanti
kemungkinan saya akan melakukan jalur hukum. Sebab kecelakaan yang saya
alami, disebabkan kesalahan pihak Ancol," kata Silitonga.
Bayangkan saja, kalau hal itu menimpa warga lain
yang hidupnya bergantung dari penghasilan hari itu. "Kalau ada korban
yang mengalami hal ini, dimana ayah dan ibunya dirawat, siapa yang
menanggung biaya hidup anak saat kedua orang tuanya dirawat," katanya.
Sumadi memang mendatangi pasangan suami-istri itu di rumah sakit tempat mereka dirawat. Saat ditanyai mengenai santunan, tegas dia mengatakan tidak ada anggaran. "Kalau untuk santunan, kami dari pihak Ancol tidak memberikan," katanya.
Kerusakan wahana seluncur Atlantis berumur lima tahun yang ambruk masih diselidiki. "Bisa saja penyebabnya karena hujan, cuaca yang tidak menentu yang menyebabkan ambruknya wahana seluncur," ujar Budi Karya.
Sementara itu, Anggiat yang ditemui di ruang perawatan bersama istrinya, menyesalkan sikap pihak Ancol yang hanya memberikan kartu kehormatan. (ANT-008)
Bukannya disantuni, korban Atlantis malah dikasih kartu anggota
26 September 2011 14:31 WIB
Salah satu fasilitas rekreasi di Taman Impian Jaya Ancol yang menjadi kesukaan warga Jakarta dan sekitarnya. (istimewa)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Tags: