Garut, Jabar (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menayangkan film yang memiliki nilai edukasi sebagai media mengajak mahasiswa di Kabupaten Garut, Jawa Barat memiliki wawasan luas tentang dunia luar sebagai pembelajaran tambahan selain dari kampus.

"Tayangan film layar lebar ini, pertama bagaimana mengapresiasi film Indonesia dikenal di perguruan tinggi, bisa dikenalkan di kampus sebagai salah satu bahan pembelajaran, karena film ini sangat penting," kata Koordinator Kelompok Kerja Apresiasi dan Literasi Film pada Direktorat Perfilman, Musik dan Media Kemendikbudristek Edi Suwardi di Garut, Minggu.

Baca juga: Transformasi digital genapkan kehadiran warga digital Indonesia

Ia menuturkan Kemendikbudristek sudah kesekian kali menggelar nonton film layar lebar karya anak bangsa yang digelar secara terbuka, salah satunya dilaksanakan di Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Persis Kabupaten Garut pada Sabtu (19/3) sampai Minggu jelang dini hari.

Dalam kesempatan kali ini, kata dia, Kemendikbudristek menayangkan film berjudul "99 Cahaya di Langit Eropa" yang dinilai memiliki pesan moral tentang jejak agama Islam dan peradaban di negara Eropa.

Ia berharap adanya tayangan film itu semua kalangan masyarakat termasuk di lembaga perguruan tinggi dapat membuka diri tentang wawasan dan perkembangan dunia luar.

Baca juga: "Ondel Oh Ndel" karya SMAN 48 Jakarta sabet juara I FESMOC 2021

"Kita harus memiliki wawasan dunia luar, bahwa kita memang harus membuka diri juga," katanya.

Anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah menambahkan Komisi X yang bermitra dengan Kemendikbudristek mendukung adanya kegiatan penayangan film karya anak bangsa di lingkungan perguruan tinggi Islam.

Ia berharap tayangan film itu bisa mendorong mahasiswa Islam di Garut memiliki semangat baru, menjadi agen perubahan, dan pembangunan untuk bangsa Indonesia lebih baik.

Baca juga: OKU Timur menjadi daerah percontohan Program Sekolah Penggerak

"Ini bisa menjadi mahasiswa untuk menggelorakan budaya, supaya mereka mahasiswa sama-sama menjadi 'agent development', agen perubahan, agen pembangunan, mengkampanyekan budaya karena film bagian dari budaya," kata politisi Partai Golkar itu.

Ia juga berharap upaya Kemendikbudristek menayangkan film tersebut dapat mendorong mahasiswa untuk membuat karya film yang berkualitas tentang agama dan budaya.

"Tentunya ini bisa mendorong (mahasiswa) jadi kreator yang lebih inovatif," katanya.