Jakarta (ANTARA News) - Kepala Polri Jenderal Pol Timur Pradopo mengatakan pihaknya akan mengevaluasi pola pengamanan khusus terutama di tempat-tempat ibadah saat peribadatan dilakukan.

"Langkah-langkah `pre-emtive` dan `preventif` sudah dilakukan baik oleh Polri maupun oleh masyarakat setempat. Kejadian terjadi pada 10.55 WIB setelah peribadatan dilakukan. Jadi ini memang perlu ada evaluasi," katanya, usai melakukan penanaman pohon bersama Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Pusat Pasukan Perdamaian TNI di Sentul, Bogor, Senin.

Bom bunuh diri terjadi pada Minggu (25/9) pukul 10.15 WIB. Bom meledak ketika kebaktian selesai dan jemaat keluar dari gereja. Pelaku, menurut sejumlah saksi, masuk ke dalam gereja dan ikut keluar saat kebaktian selesai.

Akibat ledakan itu, satu orang tewas atas nama pelaku dan 14 anggota jemaat mengalami luka parah serta delapan orang luka ringan. Mereka dilarikan ke rumah sakit setelah bom yang dipasang di dada pelaku itu menghamburkan paku, baut, dan mur.

Timur mengatakan, peristiwa bom bunuh diri sesudah kebaktian itu akan menjadi evaluasi untuk Polri. Pihaknya juga meminta seluruh Kapolda untuk melakukan analisis di daerahnya masing-masing.

"Semua Kapolda melakukan analisis di daerah masing-masing, sesuai karakteristik daerahnya," katanya.

Tentang kaitan Bom Solo dengan peristiwa lainnya seperti Bom Cirebon, Kapolri menegaskan "Kita tunggu hasil penyelidikan lebih lanjut,".

Demikian pula saat ditanya identitas pelaku bom bunuh di Solo, Timur menegaskan, pihaknya tengah melakukan proses identifikasi dan tes DNA. "Moga-moga besok sudah dapat disampaikan identitasnya," katanya menambahkan.

Berdasar informasi yang beredar tersebut pelaku bom bunuh diri Solo diyakini bernama Ahmad Yosepa Hayat alias Hayat alias Ahmad Abu Daud Alias Raharjo. Pria ini telah masuk daftar buron terkait serangan bom bunuh diri di Masjid Az-Zikro, Polresta Cirebon.

Nama itu tidak asing lagi di kalangan para teroris bahkan pertengahan Juni lalu, Mabes Polri telah menyebut Ahmad Yosepa terlibat dalam pengeboman Masjid Az-Zikro, Polresta Cirebon.
(ANT)