Bukittinggi (ANTARA News) - Gunung Marapi di Sumatera Barat, sejak Sabtu hingga Minggu sore tidak lagi mengeluarkan asap hitam.

ANTARA yang memantau di daerah Sungaipuar, Kabupaten Agam melaporkan, gunung yang memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut itu pada Minggu tidak mengeluarkan asap hitam lagi seperti hari-hari sebelumnya.

Seorang warga Sungaipuar, Lembang, membenarkan gunung dari Sabtu pagi sampai Ahad sore terlihat tidak lagi menyemburkan asap hitam.

"Dari jauh sangat jelas kelihatan gunung tidak menyemburkan asap hitam atau pun putih. Ini menandakan aktivitas gunung telah menurun," katanya.

Kata dia, dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya, gunung tiap pagi sekitar pukul 07.00 WIB - 09.00 WIB terlihat mengeluarakan asap hitam dan putih.

"Aktivitas dari gunung sudah mulai menurun mudah-mudahan tetap seperti sekarang. Asap hitam pekat yang disertai debu vulkanik, apalagi letusan yang ditimbulkan diharapkan tidak terjadi lagi," katanya.

Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BGPVMB) masih menetapkan status gunung waspada level II.

"BGPVMB tetap mengeluarkan larangan bagi masyarakat dan pendaki untuk tidak melakukan pendakian sampai tiga kilometer dari puncak," kata Warseno petugas BGPVMB.

Gunung itu pada Selasa (20/9) pagi telah mengeluarkan debu vulkanik bercampur belerang sekitar 150 hingga 200 meter dari kawah.

Sebaran abu vulkanik menjangkau beberapa kabupaten dan kota di Sumatera Barat seperti Agam, Tanahdatar, dan Padangpanjang.

Debu vulkanik yang disemburkan Gunung Marapi sejak Agustus 2011 sampai dengan saat ini telah lebih dari 15 kali.

Peningkatan aktivitas gunung terjadi sejak 3 Agustus 2011 dengan menyemburkan abu vulkanik berbau belerang mencapai 1.000 meter dan menjangkau sejumlah daerah di Sumbar seperti Kabupaten Agam, Kabupaten Tanahdatar, Kota Pariaman, Labupaten Padangpariaman, dan Kota Padangpanjang.

Kawasan Gunung Merapi merupakan kawasan konservasi di Sumatera Barat, yakni Suaka Alam Merapi. Sejak akhir abad 18 hingga 2008, gunung itu tercatat sudah 454 kali meletus, dimana 50 di antaranya dalam skala besar.

Gunung ini kerap dikunjungi para pendaki terutama pada hari libur dan pergantian tahun. Titik awal pendakian berada di Kotobaru, Tanahdatar dengan lama perjalanan dari Kota Padang menuju Kotobaru sekitar 1,5 jam.

(ANT-275/Z002)