Karya seni itu disuguhkan untuk memanjakan mata para pengunjung MotoGP Pertamina Grand Prix of Indonesia yang menonton langsung di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan Pertamina mendukung pembuatan karya seni tersebut untuk memberikan energi bagi masyarakat NTB dan Indonesia untuk bangkit kembali pascapandemi.
"Hadirnya art tunnel ini juga diharapkan dapat memberikan excitement bagi pengunjung sirkuit dan sebagai bentuk dukungan dan kolaborasi dengan artis-artis baik lokal NTB maupun dari kota-kota lainnya di Indonesia," kata Fajriyah dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Sabtu.
Proses kreatif pembuatan grafiti di terowongan tersebut melibatkan 50 seniman visual dari berbagai kota di Indonesia dan dikerjakan selama 12 jam setiap hari.
Terowongan utara menjadi jalur penonton di tribun VIP yang dibuat langsung oleh seniman grafiti terkenal Derbotz dan Stereoflow asal Jakarta. Kolaborasi itu diberi judul The Harder The Battle, The Sweeter The Victory.
Baca juga: Pertamina libatkan puluhan UMKM hadirkan kuliner khas Lombok di MotoGP
Paerstud dibantu oleh 20 seniman visual dari berbagai daerah di NTB dengan konsep berjudul Energizing Mandalika For A Brighter Indonesia untuk Indonesia yang lebih terang (baik) di tengah masyarakat dunia.
Objek utama dari seni visual yang digambarkan Paerstud dan kawan-kawannya adalah Burung Garuda yang bergerak maju dan didukung dua objek entitas kultural masyarakat Lombok, yakni terune (laki-laki) yang memainkan gendang beleq dan dedare (perempuan) yang menyuguhkan kocor tembikar berisi air bersih.
Selain itu, terdapat juga visualisasi enam subholding Pertamina sebagai kolaborator karya yang keseluruhannya dibalut dengan alur garis dan warna yang bermakna energi positif.
"Dengan keterbatasan ruang dan waktu, maha karya mural Mandalika Art Tunnel ini sukses dikerjakan melalui praktik kerja kolaboratif yang mengingatkan saya pada budaya gotong royong atau besiru (bahasa sasak), di mana pada hakikatnya sudah melekat pada kepribadian diri kita, bangsa Indonesia," jelas Founder Paerstud Altha Rivan.
Melalui sinergi Pertamina, Gardu House, Darbotz, Stereoflow, dan Paerstud, diharapkan antusias anak muda dapat muncul, bukan hanya untuk menyaksikan atraksi memukau dari deretan pembalap kelas dunia dunia, tapi juga membangkitkan nilai kebanggaan pada seni grafiti dan seni visual dalam negeri untuk ekonomi kreatif Indonesia, sehingga beragam sektor industri dapat berputar kembali dan maju bersama-sama.
“Bangga dan terharu, kami diberi kepercayaan dan terlibat langsung untuk memberikan visual yang indah dan keren ini. Sirkuit Mandalika ini sedang menjadi perhatian di mata internasional dan mungkin di antara sirkuit yang lainnya hanya di sirkuit Mandalika ini yang ada sentuhan grafiti dan mural dari seniman lokal," kata Pendiri Gardu House Dado.
Baca juga: Stok BBM dipastikan aman pada ajang Pertamina Grand Prix of Indonesia
Baca juga: Kebutuhan listrik Pertamina Grand Prix diperkirakan naik 40 persen