Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengutuk keras aksi terorisme di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Tegalharjo, Jebres, Solo, sebagai suatu kejahatan yang luar biasa.

Hal itu disampaikan oleh Presiden Yudhoyono di Kantor Presiden, Jakarta, Minggu malam, dengan didampingi oleh Wakil Presiden Boediono dan Menko Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto.

"Atas nama negara dan pemerintah saya mengutuk keras atas aksi terorisme kejahatan luar biasa yang bersifat tanpa pandang bulu ini yang terjadi lagi di negeri kita," katanya.

Ia merujuk peristiwa tersebut sebagai aksi terorisme kedua dalam tahun ini, setelah enam bulan lalu seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya di dalam sebuah masjid di kompleks Polresta Cirebon di saat Shalat Jumat.

Kepala Negara menyampaikan keprihatinan dan kepeduliannya kepada para korban yang luka. Ia juga menjanjikan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan pengobatan dan perawatan hingga sembuh.

Pada kesempatan itu ia juga menginstruksikan jajaran intelejen, komando teritorial dan Polri untuk aktif melakukan pencegahan aksi terorisme dan konflik kekerasan antar komunal.

"Bertindak preventif itu bukan hal represif. .. karena semua bisa dipertanggungjawabkan," katanya.

Menurut Presiden, siapapun pelaku aksi teroris atau kekerasan antar komunal tidak memandang agama dan etnisnya akan ditindak secara adil sesuai hukum yang berlaku.

Saya berharap penegak hukum tidak perlu takut apa yang saya sebutkan tadi. Karena kejahatan tidak terkait dengan agama dan etnis, kejahatan adalah kejahatan, terorisme adalah terorisme," tegasnya.

Di akhir pernyataan persnya, Kepala Negara berharap kehidupan masyarakat bisa berjalan normal dan tidak perlu ada kecemasan dan ketakutan yang berlebihan.

"Mari kita bekerja sama dan berkolaborasi mencegah kekerasan-kekerasan itu dengan cara berpartisipasi dan berkontribusi," ujarnya.

Sebuah bom meledak di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Tegalharjo, Jebres, Solo. Ledakan terjadi sekitar pukul 10.55 setelah para jemaat gereja melaksanakan kebaktian kedua.

Beberapa saat kemudian, seorang warga melaporkan hal tersebut kepada pihak kepolisian. Sejumlah korban yang mengalami luka-luka terkena paku yang diduga terdapat dalam bom tersebut. Kejadian ledakan terjadi tepat di pintu keluar gereja dan membuat panik warga sekitar.

Hingga berita ini diturunkan 11 korban luka-luka masih menjalani perawatan medis di RS dr Oen Solo, sedangkan aparat kepolisian setempat saat ini terus melakukan olah TKP.

Pelaku bom bunuh diri di Gereja Kepunton Solo tewas tergeletak di depan pintu masuk rumah ibadah tersebut dengan bagian perut yang hancur.
(T.G003/Z003)