15 korban bom Solo dirawat di RS Oen
25 September 2011 14:29 WIB
Sejumlah anggota polisi bersenjata lengkap, berjaga di sekitar lokasi peristiwa bom bunuh diri di Gereja GBIS Kepunton, Solo, Jateng, Minggu (25/9). Akibat bom tersebut tersangka pelaku tewas dan sedikitnya 22 orang lainnya dilarikan ke rumah sakit . (FOTO ANTARA/Akbar Nugroho Gumay/ss/Spt/11)
Solo (ANTARA News) - Sebanyak 15 korban luka akibat ledakan bom bunuh diri di Gereja Kepunton, Solo, Minggu siang, menjalani perawatan di RS dr Oen, Surakarta.
Informasi yang dihimpun di RS Oen, Solo, menyebutkan sebagian besar korban menderita luka akibat terkena serpihan bom bunuh diri.
Salah satu korban, Olivia Putri Yusti (16), warga Purwodiningrat, Solo, yang mengalami luka di kaki sebelah kanan karena terkena serpihan bom akan menjalani operasi.
Menurut Marti (48), tante dari Olivia, dirinya mendapat telepon dari ponakannya sekitar pukul 11.00 WIB yang meminta tolong sambil menangis karena terluka akibat terkena serpihan bom yang terjadi saat keluar dari gereja.
Dia mengatakan, keponakannya sering pergi ke gereja sendirian, sehingga saat kejadian tidak ada saudara atau kerabatnya.
Sementara Gonsin Guan (52), warga sekitar gereja yang menjadi korban ledakan bom bunuh diri mengalami luka akibat serpihan bom pada dada sebelah kiri.
Lidia, istri Gonsin Guan, mengatakan saat akan mengambil kendaraan di tempat parkir usai sembahyang di gereja, tiba-tiba terjadi ledakan bom dan serpihan bom mengenai dada sebelah kiri suaminya.
(B018*M028)
Informasi yang dihimpun di RS Oen, Solo, menyebutkan sebagian besar korban menderita luka akibat terkena serpihan bom bunuh diri.
Salah satu korban, Olivia Putri Yusti (16), warga Purwodiningrat, Solo, yang mengalami luka di kaki sebelah kanan karena terkena serpihan bom akan menjalani operasi.
Menurut Marti (48), tante dari Olivia, dirinya mendapat telepon dari ponakannya sekitar pukul 11.00 WIB yang meminta tolong sambil menangis karena terluka akibat terkena serpihan bom yang terjadi saat keluar dari gereja.
Dia mengatakan, keponakannya sering pergi ke gereja sendirian, sehingga saat kejadian tidak ada saudara atau kerabatnya.
Sementara Gonsin Guan (52), warga sekitar gereja yang menjadi korban ledakan bom bunuh diri mengalami luka akibat serpihan bom pada dada sebelah kiri.
Lidia, istri Gonsin Guan, mengatakan saat akan mengambil kendaraan di tempat parkir usai sembahyang di gereja, tiba-tiba terjadi ledakan bom dan serpihan bom mengenai dada sebelah kiri suaminya.
(B018*M028)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011
Tags: