Umat Kristen Maluku juga pelihara stabilitas keamanan
25 September 2011 11:00 WIB
Sejumlah penari tradisional Maluku "Bambu Gila". Pertunjukan seni budaya tradisional semacam itu dilakukan semua warga tanpa memandang latar belakang sosial ataupun agama, sesuai sesanti Maluku "Pela Gandong". (ANTARA/Embong Salampessy)
Ambon (ANTARA News) - Jemaat Kristen Protestan di Maluku, dalam sejumlah kebaktian Minggu, diimbau turut memelihara stabilitas keamanan setempat paska konflik antarwarga beberapa masa lalu.
Semua warga di Maluku tanpa melihat agamanya, adalah satu saudara yang harus saling mengasihi dan menghargai. Dengan begitu, semangat saling mengasihi akan semakin mendapat tempat subur untuk terus bertumbuh dan berkembang.
"Kita semua tanpa lihat agamanya, di Maluku adalah orang basudara, makanya jalinan keharmonisan antarumat beragama yang merupakan warisan leluhur itu perlu dilestarikan sebagai aset budaya bangsa," demikian intisari sejumlah khotbah para pendeta di gereja-gereja kota pantai itu.
Para pendeta juga menyerukan pemimpin bangsa agar arif dan bijaksana menyikapi konflik di Ambon dan Maluku secara umum sehingga anak bangsa Indonesia yang tidak berdosa jangan menjadi korban sia- sia.
Pengalaman dan kenyataan konflik pada 1999 hendaknya menjadi pengalaman berharga, hanya penderitaan berkepanjangan yang dirasakan masyarakat.
Karena itu, umat segala agama di sana jangan mudah diprovokasi oknum-oknum yang ingin membuat Ambon dan Maluku tidak dalam keadaan damai. (ANT)
Semua warga di Maluku tanpa melihat agamanya, adalah satu saudara yang harus saling mengasihi dan menghargai. Dengan begitu, semangat saling mengasihi akan semakin mendapat tempat subur untuk terus bertumbuh dan berkembang.
"Kita semua tanpa lihat agamanya, di Maluku adalah orang basudara, makanya jalinan keharmonisan antarumat beragama yang merupakan warisan leluhur itu perlu dilestarikan sebagai aset budaya bangsa," demikian intisari sejumlah khotbah para pendeta di gereja-gereja kota pantai itu.
Para pendeta juga menyerukan pemimpin bangsa agar arif dan bijaksana menyikapi konflik di Ambon dan Maluku secara umum sehingga anak bangsa Indonesia yang tidak berdosa jangan menjadi korban sia- sia.
Pengalaman dan kenyataan konflik pada 1999 hendaknya menjadi pengalaman berharga, hanya penderitaan berkepanjangan yang dirasakan masyarakat.
Karena itu, umat segala agama di sana jangan mudah diprovokasi oknum-oknum yang ingin membuat Ambon dan Maluku tidak dalam keadaan damai. (ANT)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Tags: