Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat-obatan Eropa (European Medicines Agency/EMA) pada Kamis (17/3) mengatakan kasus Omicron BA2, salah satu subvarian COVID-19, meningkat di seluruh Uni Eropa (UE) saat negara-negara UE mencabut pembatasan.

"Di saat banyak negara UE mencabut pembatasan, kami melihat bahwa tingkat infeksi kembali meningkat di beberapa negara anggota, sebagian karena penyebaran Omicron BA2, yang tampaknya lebih menular dibandingkan varian lainnya," ujar Marco Cavalieri, kepala strategi terkait ancaman kesehatan biologis dan vaksin di EMA, kepada wartawan di Brussel.
Seorang wanita yang mengenakan masker menunggu kereta di Berlin, ibu kota Jerman, pada 2 Februari 2022. (Xinhua/Stefan Zeitz)Foto yang diabadikan pada 18 Februari 2022 ini menunjukkan lokasi tes COVID-19 di Lapangan Rembrandt di Amsterdam, Belanda. (Xinhua/Sylvia Lederer)


Menurutnya, hal yang paling penting adalah bagaimana peningkatan kasus ini akan menekan sistem perawatan kesehatan.

EMA menyerukan agar warga yang belum divaksinasi segera menjalani vaksinasi, menekankan bahwa saat ini terdapat lima vaksin COVID-19 yang telah disetujui di UE dan menggunakan berbagai teknologi.

"Saat ini tidak ada bukti bahwa respons imun pascavaksinasi berbeda secara signifikan dengan Omicron BA2. Vaksin tetap menawarkan perlindungan tinggi terhadap rawat inap dan kematian," paparnya.

Vaksin-vaksin yang telah mendapatkan izin pemasaran bersyarat dari EMA adalah vaksin yang diproduksi oleh Pfizer/BioNTech, Moderna, AstraZeneca, Janssen, dan Novavax.
Foto yang diabadikan pada 18 Februari 2022 ini menunjukkan lokasi tes COVID-19 di Lapangan Rembrandt di Amsterdam, Belanda. (Xinhua/Sylvia Lederer