Konflik Rusia Ukraina
Bombardir Rusia hambat evakuasi dari wilayah Luhansk
18 Maret 2022 16:41 WIB
Sebuah bangunan rumah sakit terlihat rusak akibat penembakan saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut, di Sievierodonetsk, wilayah Luhansk, Ukraina, dalam gambar yang dirilis 18 Maret 2022 oleh Administrasi Sipil-Militer Regional Luhansk. ANTARA/HO via Reuters/as.
Lviv, Ukraina (ANTARA) - Gubernur wilayah Luhansk timur, Ukraina, mengatakan penembakan rudal yang sering dan meluas oleh pasukan Rusia mencegah evakuasi aman warga sipil dari kota-kota dan desa-desa di garis depan.
Rusia telah membantah menyasar warga sipil sejak dimulainya invasi 24 Februari ke Ukraina, yang disebutnya "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata dan melenyapkan pengaruh Nazi di tetangga selatannya, negara demokratis berpenduduk 44 juta orang.
Gubernur Luhansk Serhiy Gaidai mengatakan 59 warga sipil telah tewas di wilayah itu sejak dimulainya perang, yang dia bilang telah menghancurleburkan beberapa daerah permukiman.
"Tidak ada satu komunitas pun yang tidak terancam," katanya di televisi nasional, seraya menyebut kota-kota Severodonetsk, Rubizhne dan Popasna sebagai kawasan rawan tertentu.
Upaya untuk mengevakuasi warga sipil telah terhambat oleh pertempuran, tapi pihak berwenang setempat berharap gencatan senjata sementara dapat disepakati pada Sabtu sehingga memungkinkan truk mendistribusikan makanan, obat-obatan dan bantuan lainnya kepada orang-orang yang paling membutuhkan.
Berbatasan dengan Rusia, Luhansk terletak di wilayah Donbass yang kaya batu bara di Ukraina yang sebagian dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia sejak 2014. Gubernur Gaidai adalah kepala wilayah Luhansk dalam pemerintahan Ukraina.
Sumber: Reuters
Baca juga: Rudal Rusia hancurkan hanggar perbaikan pesawat di Lviv Ukraina
Baca juga: Biden dan Xi akan berselisih soal perang Rusia di Ukraina
Baca juga: DK PBB batalkan pemungutan suara soal akses bantuan Ukraina
Rusia telah membantah menyasar warga sipil sejak dimulainya invasi 24 Februari ke Ukraina, yang disebutnya "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata dan melenyapkan pengaruh Nazi di tetangga selatannya, negara demokratis berpenduduk 44 juta orang.
Gubernur Luhansk Serhiy Gaidai mengatakan 59 warga sipil telah tewas di wilayah itu sejak dimulainya perang, yang dia bilang telah menghancurleburkan beberapa daerah permukiman.
"Tidak ada satu komunitas pun yang tidak terancam," katanya di televisi nasional, seraya menyebut kota-kota Severodonetsk, Rubizhne dan Popasna sebagai kawasan rawan tertentu.
Upaya untuk mengevakuasi warga sipil telah terhambat oleh pertempuran, tapi pihak berwenang setempat berharap gencatan senjata sementara dapat disepakati pada Sabtu sehingga memungkinkan truk mendistribusikan makanan, obat-obatan dan bantuan lainnya kepada orang-orang yang paling membutuhkan.
Berbatasan dengan Rusia, Luhansk terletak di wilayah Donbass yang kaya batu bara di Ukraina yang sebagian dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia sejak 2014. Gubernur Gaidai adalah kepala wilayah Luhansk dalam pemerintahan Ukraina.
Sumber: Reuters
Baca juga: Rudal Rusia hancurkan hanggar perbaikan pesawat di Lviv Ukraina
Baca juga: Biden dan Xi akan berselisih soal perang Rusia di Ukraina
Baca juga: DK PBB batalkan pemungutan suara soal akses bantuan Ukraina
Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022
Tags: