Jakarta (ANTARA News) - Sabang di Provinsi Aceh kini menjadi destinasi pariwisata bahari dunia. Kompetisi amatir kapal layar (yacht) atau regatta yang diadakan di sini adalah salah satu parameternya.




Sejumlah kapal layar dari berbagai negara telah melepas sauh di pantai Gapang.




Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Pemerintah Provinsi Aceh, Pemerintah Kota Sabang dan sejumlah pihak terkait sudah meluncurkan kegiatan tahunan bertajuk Sabang International Regatta (SIR) 2011.




Kota Sabang di Pulau Weh adalah kota pelabuhan paling utara dan barat Indonesia.




Daya tarik alam dan kekayaan kehidupan bawah lautnya yang indah membuatnya berpotensi menjadi tempat wisata bahari penting.




Ini adalah SIR pertama untuk Sabang, tapi ini akan menjadi kegiatan tahunan pariwisata internasional.




"Ini adalah awal dari era Regatta di Sabang," kata Direktur Jenderal Promosi Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Sapta Nirwandar dalam jamuan makan malam untuk peserta SIR 2011 di tepi pantai Gapang, Senin malam (19/9).




Sabang pantas menjadi situs wisata bahari karena da di pintu Selat Malaka ke mana kapal-kapal seluruh dunia melintas.




Sabang memang indah. Susurilah pantai Gapang dari Pelabuhan Balohan di Pulau Weh. Hutan hijau nan rimbun menyambut Anda. Jalan menuju ke sana berkelok-kelok dan naik turun, namun sangat mulus. Di beberapa sudut, pengunjung berhenti menikmati tepian laut membiru nan elok.




Air laut yang jernih hingga ikan-ikan pun terlihat berenang di antara karang, membuat pengunjung tidak akan tahan untuk menyelaminya. Mereka juga bisa berselancar angin atau bermalas-malasan di pantai.




Sejumlah cottage dan resor sudah berdiri di sekitar Pantai Gapang. Meski demikian, pemerintah kota masih ingin mempersiapkan lebih bagus lagi sarana dan prasarana, seperti akomodasi dan listrik yang saat ini masih dipasok dari pembangkit bertenaga diesel.




"Sabang kini telah kembali dalam peta pariwisata nasional dan internasional karena itu kelengkapan sarana akan menjadi perhatian," kata Walikota Sabang Munawar Liza Zainal.




Investor segera diundang untuk mempersiapkan sarana dan prasarana infrastruktur di satu-satunya kota yang memiliki hutan lindung itu.




Dan karena SIR 2011 adalah program promosi pariwisata yang dimeriahkan peserta dari berbagai negara di luar Indonesia seperti Belanda, Thailand, Malaysia, Australia, Singapura dan Hong Kong, maka inilah momen tepat untuk menarik minat wisatawan asing dan domestik untuk mengunjungi Sabang.




Pemerintah setempat pun bertekad mengembalikan citra Sabang sebagai daerah tujuan wisata aman dan nyaman.




Kalangan internasional akan dikenalkan kepada Pulau Weh, kota Sabang, dan tujuan-tujuan wisata bahari lainnya seperti sumber air panas di dalam laut dan monumen Kilometer Nol NKRI di mana monyet-monyet yang berkeliaran di sekitarnya menanti anda memberi mereka makan.




Melalui olah raga layar berskala internasional seperti SIR 2011, Aceh ingin berada lagi dalam peta destinasi pariwisata dunia. Lain dari itu, secara khusus event ini akan mengantarkan Sabang sebagai pusat wisata bahari di Indonesia bagian barat, sekaligus mendorong investasi di Sabang dan Aceh.




Selain memperkenalkan keindahan laut yang dapat dinikmati sambil menyelam, snorkling, memancing, dan selancar angin, ada target peningkatan kegiatan ekonomi di wilayah itu.




Pemerintah kota yakin bahwa dengan semakin banyaknya penginapan dan transaksi di wilayah itu, ekonomi masyarakat di situ bergerak kencang.




Sayangnya, mengutip seorang pemilik penginapan di wilayah itu, para pemilik penginapan di wilayah itu kecewa karena tidak pernah dilibatkan dalam kegiatan internasional itu.




"Kita tidak pernah diajak bicara. Padahal kami ini kan pemilik penginapan, yang tentunya berkentingan dengan acara berskala internasional itu," kata si pemilik pnginapan itu.




Bahkan pada acara makan malam menyambut kedatangan peserta SIR 2011 di Pantai Gapang, Senin malam itu yang juga dimeriahkan penampilan Dwiki Darmawan World Peace Ensemble, penyanyi Ita Purnamasari, mantan artis Idola Cilik Angelica Martha Pieters atau Angle, penduduk setempat tidak diperkenankan masuk. Acara itu peruntukkan hanya bagi undangan.




Dirjen Sapta dan Walikota Munawar sendiiri menyadari bahwa pelaksanaan kegiatan yang pertama kali di daerah itu memang belum sempurna. Masih banyak yang harus diperbaiki.




Munawar bahkan berkata, "Sudah pasti kita evaluasi pelaksanaan kali ini karena kami sangat mengandalkan sektor pariwisata." (*)