Liwa, Lampung (ANTARA News) - Sejumlah petani sayur-mayur di Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung, menunda masa tanam guna menghindari kerugian akibat kemarau.

"Musim kemarau membuat saya menunda masa tanam, pasalnya bila dipaksakan menanam saat kondisi sekarang, dipastikan kegagalan panen dapat terjadi," kata petani di Pekon (Desa) Balak, Kecamatan Balikbukit, Lampung Barat, Syahroni (35), di Balak, Sabtu.

Dia menjelaskan, kondisi kemarau membuat tanaman sayur-mayur rentan terkena hama dan mati akibat kekurangan air.

Menurut dia, petani akan mengeluarkan modal dua kali lipat bila memaksakan menanam pada saat musim kemarau.

"Untuk mendapatkan air tentunya petani akan mengeluarkan dana tambahan guna penyewaan pompa, selain itu sarana pupuk dan obat tanaman jelas akan ditingkatkan kadar pemakaiannya dan kondisi tersebut akan menguras modal petani," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Lampung Barat, Novriardi Kuswan, mengatakan bahwa petani perlu memahami kodisi alam guna menentukan jenis tanaman yang dikembangkan.

"Musim kemarau menjadi situasi yang paling ditakuti petani, namun musim kemarau di Lampung Barat tak separah dengan daerah lain, pasalnya daerah ini memiliki iklim lembab sehingga mampu di kembangkan beberapa jenis tanaman sayur yang mampu hidup dalam kondisi kemarau," katanya.

Dia menyebutkan, datangnya musim kemarau menuntut petani untuk lebih meningkatkan pengawasan tanaman.

Menurut dia, petani dapat mengembangkan tiga tanaman dalam satu lahan, guna mengantisipasi penurunan akibat kemarau.

"Saya mengharapkan petani dapat meningkatkan produktivitas guna meningkatkan pendapatan di saat masa paceklik ini, salah satunya dengan memanfaatkan lahan dengan tepat guna, sehingga di masa kemarau ini petani mampu mengatasi penurunan panen dengan lahan yang dikelola tersebut," katanya.
(T.ANT-049/S023)