Bandung, 24/9 (ANTARA) - Lukisan "Rajah Sosrokartono" karya KH Muhammad Fuad Riyadi, pimpinan Pondok Pesantren Roudhotul Fatihah Yogyakarta dipamerkan di Graha Parahyangan PT Kereta Api Indonesia, Jalan Dayangsumbi Kota Bandung, pada 25-30 September 2011.

Pameran tunggal yang digelar Manajemen Lukisan Sang Kyai dan PT Kereta Api Indonesia itu juga akan menampilkan sejumlah lukisan Kyai Fuad lainnya yang beraliran abstrak dengan bahan cat unik karena sebagian menggunakan bubuk kopi, kata kurator pameran, Mikke Susanto, di Bandung, Sabtu.

"Melalui lukisannya, Kyai Fuad sengaja membuka tiraninya untuk melakukan rekam estetik selama tiga tahun terakhir, hasilnya tak sekedar berfungsi mengindera kasat mata namun juga meraba ruang senyap alam pikiran yang tengah mengalami pergulatan spiritual," katanya.

Pameran dalam rangkaian HUT ke-66 PT KA di Museum Kereta Api tersebut akan dibuka oleh Dirut PT KA, Ignasius Jonan, dan dihadiri Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina), Prof Dr Pirous dari Institut Teknologi Bandung (ITB) , Bambang Sugiharto (Filsafat Universitas Parahiyangan) serta akan ditandai dengan pembacaan puisi oleh Acep Zamzam Noor.

Pada kesemoatan itu juga dijadwalkan peluncuran buku "Risalah Rajah Sosrokartono, lukisan profetik KH M Fuad Riyadi".

"Rajah Sosrokartono" dibuat 2011 di kanvas bercat akrilik berukuran 145 centimeter kali 90 centimeter. Lukisan itu menceritakan tentang mimpi seluruh anak bangsa untuk memperoleh pemimpin masa depan yang lebih amanah dan berintegritas, dan mengambil nama Sosrokartono yang maetro lukis nasional berkaliber internasional, dan kakak kandung dari RA Kartini yang pernah melanglang buana.

Sejumlah karya KH Fuad yang dipamerkan di Bandung adalah Surat Cinta dan Teks untuk Kekasih. Menurut Mikke Susanto lukisan-lukisannya ibarat suguhan rasa syukur dan perasa intimnya kepada Allah dan Rasulullah.

Lukisan lainnya adalah "Stempel Kebahagiaan", "Angin Kesuksesan", "Atlas Asmara", "Benang Rindu", dan "Selendang Nawang Wulan".

"Nyata, keberadaan rekam jejak itu bukan semata untuk menjalani ritual kreatif lahiriah, tapi juga mewadahi khasanah alamaliahnya sebagai manusia ciptaan Allah," kata Mikke.

Melalui karya lukisnya, Kyai Fuad berlayar melalui ruang dan waktu yang dimilikinya dan semaunya untuk menuangkannya di atas media kanvas maupun kertas.

Mikke menyebutkan, lukisan yang dituangkan Pimpinan Pondok Pesantren Roudlotul Fatihah itu diharapkan menjadi satu semangat kebersamaan menuju visi atau harapan yang sama.

Khusus lukisan "Rajah Sosrokartono" adalah wadah untuk menuangkan ide, gagasan, spirit dari para santri khususnya, yang ditularkan kepada masyarakat luas untuk bersikap optimistis bahwa negeri ini tidak sedang menuju kehancuran.

Sementara itu, Dirut PT KA dalam pengantarnya menyebutkan, semangat pameran lukisan itu memiliki arti strategis bagi pengembangan masyarakat Indonesia.

"Lewat Rajah Sastrokartono, Kyai Fuad ingin mentransfer energi positif saat beliau melukis itu menjadi sebuah doa," kata Ignasius Jonan.
(T.S033/N002)