PBB (ANTARA News) - Kuartet penengah Timur Tengah, Jumat, mengusulkan agar Israel dan Palestina bertemu dalam sebulan untuk menyetujui agenda pembicaraan perdamaian baru guna disepakati pada akhir 2012.

Kuartet terdiri atas PBB, Uni Eropa, Amerika Serikat dan Rusia ini menyatakan ingin melihat usul komprehensif dalam tiga bulan mengenai wilayah dan keamanan, serta kemajuan substansial dalam enam bulan.

Pernyataan itu menyusul satu hari diplomasi tingkat tinggi mengenai Timur Tengah di tengah langkah Presiden Palestina Mahmud Abbas mengajukan permintaan resmi pada Dewan Keamananan PBB untuk pengakuan penuh dunia kepada negara Palestina.

AS mengancam akan memveto upaya Palestina itu.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengatakan Israel dan Palestina telah mengerti "elemen-elemen" dalam proposal baru itu.

"Kami yakin bahwa ini akan memberikan sebuah kerangka kerja yang baik," katanya seperti dilaporkan Reuters, "Kami mengharapkan pihak-pihak itu akan menanggapi secara positif."

Abbas, dalam pidatonya pada Majelis Umum PBB, menekankan bahwa pembangunan permukiman Yahudi yang berlanjut di tanah pendudukan merupakan rintangan besar untuk memulai lagi pembicaraan, sementara PM Israel Benjamin Netanyahu menuntut Palestina mengakui Israel adalah "negara Yahudi".

S008/H-AK