Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah pedagang di Pusat Grosir Tanah Abang, Jakarta, masih menjual batik buatan China dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan batik asli buatan Indonesia.
"Iya, sampai sekarang saya masih terus mengimpor produk-produk batik buatan China karena bisa dijual dengan harga yang jauh lebih murah," kata Asti Setya, pemilik salah satu toko batik di Pusat Grosir Tanah Abang, Jakarta, Jumat.
Batik-batik buatan China, kata Asti, semuanya merupakan batik cetak mesin. Berbeda dengan batik lokal yang jenisnya bermacam-macam, yaitu cetak, cap dan tulis.
Hampir sama dengan Asti, Rendy Jaya, pemilik salah satu toko yang hanya menjual batik secara grosir, tidak hanya menjual produk batik buatan China, tetapi juga Malaysia dengan alasan harga jual yang lebih murah.
"Saya menjual berbagai jenis batik, ada yang asli Indonesia, buatan Pekalongan, ada yang dari China dan ada juga yang berasal dari Malaysia. Harganya memang bervariasi, namun yang termurah adalah yang buatan China," kata Rendy.
Rendy menambahkan prosentase batik lokal yang dijual di tokonya adalah sebesar 60 persen, batik China 30 persen dan 10 persen batik Malaysia.
Batik-batik buatan China yang dijual di Pusat Grosir Tanah Abang, Jakarta, terdiri dari berbagai model, mulai dari kemeja laki-laki, kemeja perempuan, blouse hingga gaun.
Harganya berkisar antara Rp30.000 hingga Rp80.000 per buah, sementara untuk batik buatan lokal, harganya berkisar antara Rp65.000 sampai jutaan, tergantung jenis dan motif.
(SDP-15/A023)
Batik China pun serbu Tanah Abang
23 September 2011 14:55 WIB
Seorang calaon pembeli memilih bahan pakaian impor di pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (8/7). (ANTARA/M Agung Rajasa)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011
Tags: