Kuala Lumpur (ANTARA) - Hubungan ekonomi Indonesia dan Malaysia dinilai masih cerah yang didukung beberapa faktor, diantaranya adalah keunggulan komparatif produk Indonesia dan sambutan positif masyarakat Malaysia terhadap produk Indonesia.
Analis senior Penang Institute Dr. Lee Siu Ming mengemukakan hal itu pada diskusi "Diseminasi Potensi Ekspor Komoditas Indonesia di Pasar Penang" di Penang, Kamis, yang diselenggarakan KJRI Penang secara hybrid.
Diskusi dalam rangka mendorong ekspor Indonesia di Penang dihadiri Direktur Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri RI Mirza Nurhidayat, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Bernardino M. Vega, Konjen RI Penang Bambang Suharto dan Direktur Eksekutif Penang Institute, Ooi Kee Beng.
Pada kesempatan tersebut diuraikan hasil penelitian Penang Institute dengan judul "Selected Indonesian Products in Penang and Malaysia Markets : A Comparative Advantage Analysis".
Lee Siu Ming, pimpinan penelitian dalam buku ini menguraikan hasil penelitiannya, diantaranya mengenai besaran pasar dan hubungan dagang Indonesia – Malaysia, trend perilaku konsumen di Penang dan Malaysia, keunggulan komparatif serta potensi ekspor produk Indonesia di Malaysia, link dan rantai suplai serta kegiatan promosi ekspor di Penang dan Malaysia.
Sedangkan Direktur Eksekutif Penang Institute, Ooi Kee Beng menyampaikan kebanggaannya telah bekerja sama dengan KJRI Penang dalam menghasilkan buku penelitian.
Diharapkan hasil penelitiannya dapat mendorong kerja sama, bukan saja di bidang perdagangan namun juga secara lebih luas di bidang sosial budaya, dengan mengingat berbagai kesamaan antara Indonesia – Malaysia.
Perdagangan Indonesia – Penang, Malaysia didukung pula dengan skema kerja sama sub-regional Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) dan regional ASEAN.
"Terlebih lagi dengan adanya kerja sama antara Penang dan Medan yang telah menjadi kota kembar," katanya.
Penang dengan potensi ekonomi serta fungsinya sebagai hub perdagangan internasional siap meningkatkan kerja sama perdagangan dengan Indonesia.
Konjen RI Penang Bambang Suharto menggarisbawahi bahwa hasil penelitian Penang Institute ini merupakan analisis tentang keunggulan komparatif untuk produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG) pilihan, tekstil dan alas kaki dari Indonesia untuk pasar Malaysia, khususnya Penang.
"Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk menggali peluang pasar dengan fokus situasi pasar Malaysia, khususnya Penang, terhadap ekspor produk-produk Indonesia tertentu," katanya.
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk menyusun kebijakan terkait dengan promosi ekspor Indonesia. Dengan demikian pelaku usaha (ekportir) Indonesia dapat menyusun strategi yang tepat untuk memasuki pasar Malaysia.
Kesemuanya ini ditujukan untuk meningkatkan kerja sama perdagangan Indonesia – Penang dan Malaysia secara lebih luas yang saling menguntungkan karena Penang memiliki potensi pasar yang besar bagi Indonesia, ditinjau dari kinerja perdagangan luar negerinya.
Di samping itu, Penang juga memiliki potensi sebagai hub perdagangan internasional melalui pengembangan pelabuhannya yang dapat meningkatkan volume perdagangan di kawasan sekitarnya seperti Sumatera Utara, Myanmar, Thailand Selatan, Bangladesh, dan India.
Pasar di Penang juga ditunjang dengan kedekatan geofrafis dengan Indonesia, terutama Pulau Sumatra serta kesamaan sosial maupun budayanya.
"Banyaknya diaspora Indonesia yang tinggal maupun berkunjung di Penang, baik bangsa Malaysia maupun diaspora Indonesia dan memerlukan produk-produk Indonesia di samping produk tempatan yang sudah ada," katanya.
Status pandemi yang sebentar lagi akan ditransformasikan menjadi endemi oleh sejumlah negara, termasuk Malaysia dan Indonesia tentunya akan kembali menggairahkan interaksi pengusaha untuk memulihkan perekonomian akibat pandemi.
Fenomena ini ditunjang juga dengan rencana pembukaan perbatasan negara serta kelonggaran aktivitas khususnya terkait dengan pemulihan ekonomi di Malaysia.
Direktur Asia Tenggara, Mirza Nurhidayat menyampaikan penghargaan bagi inisiatif KJRI Penang dalam mengadakan penelitian dan diseminasi tentang potensi serta peluang ekspor Indonesia ke pasar Penang.
Mirza siap mendukung setiap langkah diplomasi ekonomi terutama yang ditujukan bagi pemulihan ekonomi akibat pandemi.
"Penang menawarkan peluang ekspor yang sekaligus menantang para eksportir Indonesia untuk memanfaatkan peluang itu dengan baik," katanya.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional, Bernardino M Vega menyatakan bahwa program diseminasi sejalan dengan dua dari empat pilar program KADIN Indonesia, yaitu pilar ke dua peningkatan Ekonomi Nasional dan Daerah melalui upaya menumbuhkan usaha berorientasi ekspor.
Kemudian pilar ke tiga mendorong kewirausahaan dan kompetensi dengan menjadi katalis pertumbuhan pengusaha UMKM melalui program pendampingan melekat.
"KADIN siap untuk bekerja sama dengan KJRI Penang meningkatkan ekspor Indonesia ke pasar Penang," katanya.
Program Diseminasi secara antusias telah diikuti oleh peserta, terutama dari Indonesia yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai prospek ekspor komoditas di antaranya kopi dan furnitur.
Selain itu terdapat sejumlah permintaan dari pengusaha Indonesia untuk mendapatkan kontak dagang sesuai dengan bidang usahanya.
Sebanyak 88 peserta dari berbagai kalangan hadir secara virtual dari Indonesia sedangkan 40 para mitra dagang hadir dari Penang.
Baca juga: KJRI berharap wisatawan Penang kembali kunjungi Indonesia
Baca juga: SBMI Malaysia dampingi pemulangan 72 pekerja Indonesia di Penang
Baca juga: Indonesia ikut Malaysia International Travel Mart di Penang
Laporan dari Kuala Lumpur
Hubungan ekonomi Indonesia dan Malaysia masih cerah
17 Maret 2022 22:43 WIB
Konjen RI Penang Bambang Suharto menerima hasil penelitian. ANTARA Foto/Ho-KJRI Penang (1)
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022
Tags: