Bus Damri eks Soekarno-Hatta untuk Bandara Lombok
23 September 2011 13:50 WIB
Seorang pekerja menurunkan bahan bangunan di depan Bandara Internasional Lombok (BIL) di Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (8/9). Bandara Internasional Lombok seluas 551 hektar dengan landasan yang dapat didarati pesawat Airbus 330 atau Boeing 737 serta mampu menampung 10 pesawat sejenis. (ANTARA/Ahmad Subaidi)
Mataram (ANTARA News) - Delapan unit bus Damri eks Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, akan dioperasikan sebagai kendaraan pemandu moda Bandara Internasional Lombok yang berlokasi di Tanak Awu, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Damri eks Cangkareng itu masih bagus, tahun perakitan 2009, dan sebagai langkah awal karena sepuluh unit Damri yang diminta sedang dalam proses karoseri," kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishumkominfo) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Ridwan Syah di Mataram, Jumat.
Ia mengatakan, saat ini sudah tersedia lima dari delapan unit Damri eks Bandara Internasional Soekarno Hatta, berkasitas 40 penumpang, yang akan dioperasikan untuk mengakses Bandara Internasional Lombok (BIL) yang lokasinya sekitar 40 kilometer dari Kota Mataram itu.
Tiga unit lainnya baru akan tiba pertengahan Oktober mendatang, sesuai janji manajemen Perusahaan Umum (Perum) Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (Damri).
"Saya kira delapan unit Damri berkapasitas 40 penumpang per unit itu cukup untuk tahap awal, dan akan terus diperjuangkan penambahannya sesuai tuntutan kebutuhan pengguna jasa angkutan bandara itu," ujarnya.
Menurut Ridwan, sepuluh unit bus Damri yang diperuntukkan sebagai kendaraan pemandu moda untuk akses BIL yang kini sedang dikaroseri di Jakarta, masing-masing lima unit bersumber dari Perum Damri dan Dirjen Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan.
Sambil menunggu sepuluh unit bus Damri berkapasitas 20 penumpang itu, Perum Damri mengoperasikan delapan unit bus Damri eks Bandara Soekarno-Hatta, karena BIL dipastikan beroperasi mulai 1 Oktober mendatang.
Bus Damri itu akan disiagakan di dua lokasi strategis yakni Terminal Mandalika, dan kawasan wisata Senggigi.
"Nanti kalau sudah datang sepuluh unit Damri kapasitas 20 penumpang sesuai hasil survei beberapa waktu lalu, kami akan coba pertahankan delapan bus Damri eks Cengkareng itu tetap berada di NTB," ujarnya.
(A058/I006)
"Damri eks Cangkareng itu masih bagus, tahun perakitan 2009, dan sebagai langkah awal karena sepuluh unit Damri yang diminta sedang dalam proses karoseri," kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishumkominfo) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Ridwan Syah di Mataram, Jumat.
Ia mengatakan, saat ini sudah tersedia lima dari delapan unit Damri eks Bandara Internasional Soekarno Hatta, berkasitas 40 penumpang, yang akan dioperasikan untuk mengakses Bandara Internasional Lombok (BIL) yang lokasinya sekitar 40 kilometer dari Kota Mataram itu.
Tiga unit lainnya baru akan tiba pertengahan Oktober mendatang, sesuai janji manajemen Perusahaan Umum (Perum) Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (Damri).
"Saya kira delapan unit Damri berkapasitas 40 penumpang per unit itu cukup untuk tahap awal, dan akan terus diperjuangkan penambahannya sesuai tuntutan kebutuhan pengguna jasa angkutan bandara itu," ujarnya.
Menurut Ridwan, sepuluh unit bus Damri yang diperuntukkan sebagai kendaraan pemandu moda untuk akses BIL yang kini sedang dikaroseri di Jakarta, masing-masing lima unit bersumber dari Perum Damri dan Dirjen Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan.
Sambil menunggu sepuluh unit bus Damri berkapasitas 20 penumpang itu, Perum Damri mengoperasikan delapan unit bus Damri eks Bandara Soekarno-Hatta, karena BIL dipastikan beroperasi mulai 1 Oktober mendatang.
Bus Damri itu akan disiagakan di dua lokasi strategis yakni Terminal Mandalika, dan kawasan wisata Senggigi.
"Nanti kalau sudah datang sepuluh unit Damri kapasitas 20 penumpang sesuai hasil survei beberapa waktu lalu, kami akan coba pertahankan delapan bus Damri eks Cengkareng itu tetap berada di NTB," ujarnya.
(A058/I006)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011
Tags: