Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Abdul Mu’ti mengatakan pihaknya menyelenggarakan sejumlah seminar untuk mendapatkan masukan dan gagasan besar yang akan dibawa pada Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48.

“Rangkaian seminar yang diselenggarakan ini sebagai upaya bagaimana mendapatkan masukan dan gagasan besar dalam rangka Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah yang diselenggarakan di Surakarta pada November mendatang. Rekomendasi dari seminar-seminar pra-Muktamar ini akan dibawa ke Muktamar mendatang,” ujar Mu’ti dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Pandemi COVID-19, Muhammadiyah tunda Muktamar ke-48

Baca juga: Muhammadiyah Jatim hormati putusan penundaan Muktamar akibat COVID-19


Hasil seminar tersebut merupakan bentuk sumbangan pemikiran dalam kehidupan, kebangsaan dan kemanusiaan yang universal. Sebelumnya, sudah diselenggarakan 12 seminar. Terakhir, seminar pra-Muktamar yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Jakarta yang mengusung tema “Rekonstruksi Sistem Ketatanegaraan Indonesia”.

Dia menambahkan pada periode 2011 hingga 2015, Muhammadiyah sangat peduli dengan masalah kebangsaan. Ada beberapa dokumen resmi yang dirumuskan sebagai sumbangan pemikiran Muhammadiyah untuk Indonesia yang berkemajuan.

Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Ma’mun Murod mengatakan saat ini terjadi kecenderungan global, yakni mundurnya demokrasi. Tidak hanya terjadi di negara berkembang, tetapi juga negara maju. Kemunduran juga terjadi di Amerika Serikat dalam praktik-praktik tertentu.

Ma’mun Murod menjelaskan ada tiga kepemimpinan otoritarian yang bisa jadi pandangan, pertama kepemimpinan yang kuat dengan ditopang kelompok masa yang kuat, sehingga menjadi kuat. Kemudian, pemimpin yang kuat dengan ditopang militer, dan terakhir pemimpin yang lemah dengan ditopang oligarki. Oleh karena itu, perlu upaya bersama agar demokrasi tidak berjalan mundur.

Baca juga: Muktamar Ke-48 Muhammadiyah di Solo bakal dihadiri ribuan peserta