Cara atasi nyeri otot dan sendi yang kerap terjadi akibat WFH
17 Maret 2022 19:25 WIB
Tangkapan layar Kepala Instalasi Rehabilitas Medik (IRM) RS M.Ridwan Meuraksa dr. Saad Budiyono SpKFR dalam acara virtual membahas Cara mengatasi Nyeri Sendi dan Otot akut, Kamis (17/3/2022). (ANTARA/Livia Kristianti)
Jakarta (ANTARA) - Kepala Instalasi Rehabilitas Medik (IRM) RS M. Ridwan Meuraksa dr. Saad Budiyono SpKFR membagikan tips tentang cara menghindari atau menanggulangi nyeri otot dan sendi yang akhir-akhir ini dikeluhkan banyak orang yang menjalankan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah.
"Saat kita memakai sendi dan otot, yang pasti harus disesuaikan dengan usia dan aktivitas. Jangan kita sampai berlebihan, jangan sampai digunakan berlebihan. Jangan melampaui kapasitas kita. Perlu diingat juga sendi dan otot juga tidak boleh terlalu lama tidak digerakkan. Ini harus bergerak sesuai dengan kapasitasnya," kata dokter Saad membagikan salah satu cara bagi para penderita nyeri otot dan sendi mengurangi potensi penyakit ini dalam acara daring, Kamis.
Dalam beberapa waktu terakhir, terkhusus pandemi COVID-19 keluhan nyeri otot dan sendi terkesan semakin meningkat terutama dari kalangan muda yang selama pandemi harus bekerja dari rumah.
Baca juga: Jangan lupa peregangan otot saat kerja dari rumah di tengah corona
Padahal sebelum ada pandemi, penyakit nyeri otot dan sendi identik dengan penyakit orang lanjut usia yang memang mengalami degenerasi sehingga kinerja sendi dan ototnya tidak lagi maksimal.
Agar memastikan otot dan sendi bekerja dengan maksimal, dokter Saad juga menyebut agar ketika beraktivitas ada baiknya masyarakat tidak mengandalkan satu posisi saja.
Misalnya ketika posisi bekerja mengharuskan anda duduk seharian, ada baiknya setiap dua jam sekali anda mengganti posisi.
Mengganti posisi dalam melakukan sebuah aktivitas, rupanya dapat mengurangi tekanan atau kompresi pada satu bagian tubuh yang dapat berpotensi menyebabkan nyeri di bagian otot atau sendi yang menanggung beban tubuh.
Selain itu, untuk mencegah terjadinya nyeri otot dan sendi anda juga bisa melakukan olahraga ringan namun dengan intensitas yang rutin.
Baca juga: Nyeri sendi bisa dikurangi dengan ini
"Paling mudah ya (olahraganya) jalan kaki, minimal 30 menit sampai 1 jam. Itu bisa disertai dengan kita mengangkat tangan kita sambil melatih pernafasan. Idealnya itu dilakukan tiga sampai lima kali dalam seminggu. Intinya sesuai dengan usia," kata dokter Saad.
Ia juga menambahkan, agar bisa menghindari nyeri pada otot dan sendi ada baiknya gerakan pemanasan serta pendinginan dilakukan bagi orang- orang yang gemar melakukan olahraga berat seperti berenang, bermain bola, hingga bersepeda.
Tidak hanya dari kegiatan yang melibatkan otot yang perlu diperhatikan, cara terakhir agar otot dan sendiri tidak mengalami nyeri juga perlu diperhatikan dari asupan yang bergizi.
Dengan asupan yang tinggi kalsium dan mendukung massa otot tentunya akan lebih baik ketimbang makanan siap saji yang tinggi kolestrol dan berdampak buruk bagi tubuh.
Baca juga: Mengenal terapi TENS untuk atasi nyeri akut pada otot dan sendi
Baca juga: Hindari nyeri akibat mengetik, lakukan peregangan tiap satu jam
Baca juga: Waspada, duduk terlalu lama di depan komputer bisa lemahkan otot
"Saat kita memakai sendi dan otot, yang pasti harus disesuaikan dengan usia dan aktivitas. Jangan kita sampai berlebihan, jangan sampai digunakan berlebihan. Jangan melampaui kapasitas kita. Perlu diingat juga sendi dan otot juga tidak boleh terlalu lama tidak digerakkan. Ini harus bergerak sesuai dengan kapasitasnya," kata dokter Saad membagikan salah satu cara bagi para penderita nyeri otot dan sendi mengurangi potensi penyakit ini dalam acara daring, Kamis.
Dalam beberapa waktu terakhir, terkhusus pandemi COVID-19 keluhan nyeri otot dan sendi terkesan semakin meningkat terutama dari kalangan muda yang selama pandemi harus bekerja dari rumah.
Baca juga: Jangan lupa peregangan otot saat kerja dari rumah di tengah corona
Padahal sebelum ada pandemi, penyakit nyeri otot dan sendi identik dengan penyakit orang lanjut usia yang memang mengalami degenerasi sehingga kinerja sendi dan ototnya tidak lagi maksimal.
Agar memastikan otot dan sendi bekerja dengan maksimal, dokter Saad juga menyebut agar ketika beraktivitas ada baiknya masyarakat tidak mengandalkan satu posisi saja.
Misalnya ketika posisi bekerja mengharuskan anda duduk seharian, ada baiknya setiap dua jam sekali anda mengganti posisi.
Mengganti posisi dalam melakukan sebuah aktivitas, rupanya dapat mengurangi tekanan atau kompresi pada satu bagian tubuh yang dapat berpotensi menyebabkan nyeri di bagian otot atau sendi yang menanggung beban tubuh.
Selain itu, untuk mencegah terjadinya nyeri otot dan sendi anda juga bisa melakukan olahraga ringan namun dengan intensitas yang rutin.
Baca juga: Nyeri sendi bisa dikurangi dengan ini
"Paling mudah ya (olahraganya) jalan kaki, minimal 30 menit sampai 1 jam. Itu bisa disertai dengan kita mengangkat tangan kita sambil melatih pernafasan. Idealnya itu dilakukan tiga sampai lima kali dalam seminggu. Intinya sesuai dengan usia," kata dokter Saad.
Ia juga menambahkan, agar bisa menghindari nyeri pada otot dan sendi ada baiknya gerakan pemanasan serta pendinginan dilakukan bagi orang- orang yang gemar melakukan olahraga berat seperti berenang, bermain bola, hingga bersepeda.
Tidak hanya dari kegiatan yang melibatkan otot yang perlu diperhatikan, cara terakhir agar otot dan sendiri tidak mengalami nyeri juga perlu diperhatikan dari asupan yang bergizi.
Dengan asupan yang tinggi kalsium dan mendukung massa otot tentunya akan lebih baik ketimbang makanan siap saji yang tinggi kolestrol dan berdampak buruk bagi tubuh.
Baca juga: Mengenal terapi TENS untuk atasi nyeri akut pada otot dan sendi
Baca juga: Hindari nyeri akibat mengetik, lakukan peregangan tiap satu jam
Baca juga: Waspada, duduk terlalu lama di depan komputer bisa lemahkan otot
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: