Presiden sebut tiga tantangan besar transisi energi
17 Maret 2022 17:57 WIB
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kunci pada S20 High Level Policy Webinar on Just Energy Transition, sebagaimana ditayangkan pada YouTube Sekretariat Presiden pada Kamis (17/3/2022). ANTARA/HO-Biro Pers Setpres/am.
Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo menyebut terdapat tiga tantangan besar dalam transisi energi yang perlu mendapat perhatian bersama.
Hal tersebut disampaikan Presiden saat memberikan sambutan kunci secara virtual pada S20 High Level Policy Webinar on Just Energy Transition, sebagaimana disaksikan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, di Jakarta, Kamis.
"Saya melihat ada tiga tantangan besar dalam transisi energi yang perlu mendapatkan perhatian kita bersama," ujar Presiden.
Pertama, terkait dengan akses energi bersih. Presiden menyampaikan semua negara di dunia menghadapi kenyataan bahwa tidak semua warga dunia memiliki akses energi terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern.
Baca juga: Presiden: G20 Indonesia angkat pentingnya ekonomi biru-karbon biru
"Kita harus mendorong energi bersih untuk semua, terutama energi untuk elektrifikasi dan clean cooking, leaving no one behind," jelas Presiden.
Tantangan kedua, kata Presiden, terkait dengan masalah pendanaan. Dia menyampaikan, proses transisi energi membutuhkan dana sangat besar dan membutuhkan proyek-proyek baru.
"Artinya dibutuhkan investasi yang baru karena itu dibutuhkan eksplorasi mekanisme pembiayaan yang tepat agar tercipta keekonomian harga kompetitif dan tidak membebani masyarakat," jelasnya.
Adapun tantangan ketiga, yakni dukungan riset dan teknologi. Menurut Presiden, dalam transisi energi diperlukan peran ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan teknologi baru yang lebih efisien dan lebih kompetitif sehingga bisa menurunkan biaya dan nilai tambah pada produk industri energi baru terbarukan.
Baca juga: Presiden tegaskan peran penting G20 bangun arsitektur kesehatan dunia
"Selain itu diperlukan persiapan berbagai kompetensi dan keahlian dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi sehingga tersedia SDM yang unggul untuk mendukung transisi energi," jelasnya.
Presiden mengingatkan transisi energi bukan hanya tentang perubahan pemanfaatan dan penggunaan bahan bakar fosil ke energi baru terbarukan, tetapi menyangkut aspek yang sangat kompleks dari ilmu pengetahuan dan teknologi sampai aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Transisi energi, jelas Presiden, akan mengubah banyak hal mulai dari pekerjaan, skenario pembangunan, orientasi bisnis, dan lainnya sehingga dibutuhkan strategi dan mekanisme yang tepat untuk mengidentifikasi tantangan saat ini dan tantangan di masa depan.
Hal tersebut disampaikan Presiden saat memberikan sambutan kunci secara virtual pada S20 High Level Policy Webinar on Just Energy Transition, sebagaimana disaksikan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, di Jakarta, Kamis.
"Saya melihat ada tiga tantangan besar dalam transisi energi yang perlu mendapatkan perhatian kita bersama," ujar Presiden.
Pertama, terkait dengan akses energi bersih. Presiden menyampaikan semua negara di dunia menghadapi kenyataan bahwa tidak semua warga dunia memiliki akses energi terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern.
Baca juga: Presiden: G20 Indonesia angkat pentingnya ekonomi biru-karbon biru
"Kita harus mendorong energi bersih untuk semua, terutama energi untuk elektrifikasi dan clean cooking, leaving no one behind," jelas Presiden.
Tantangan kedua, kata Presiden, terkait dengan masalah pendanaan. Dia menyampaikan, proses transisi energi membutuhkan dana sangat besar dan membutuhkan proyek-proyek baru.
"Artinya dibutuhkan investasi yang baru karena itu dibutuhkan eksplorasi mekanisme pembiayaan yang tepat agar tercipta keekonomian harga kompetitif dan tidak membebani masyarakat," jelasnya.
Adapun tantangan ketiga, yakni dukungan riset dan teknologi. Menurut Presiden, dalam transisi energi diperlukan peran ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan teknologi baru yang lebih efisien dan lebih kompetitif sehingga bisa menurunkan biaya dan nilai tambah pada produk industri energi baru terbarukan.
Baca juga: Presiden tegaskan peran penting G20 bangun arsitektur kesehatan dunia
"Selain itu diperlukan persiapan berbagai kompetensi dan keahlian dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi sehingga tersedia SDM yang unggul untuk mendukung transisi energi," jelasnya.
Presiden mengingatkan transisi energi bukan hanya tentang perubahan pemanfaatan dan penggunaan bahan bakar fosil ke energi baru terbarukan, tetapi menyangkut aspek yang sangat kompleks dari ilmu pengetahuan dan teknologi sampai aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Transisi energi, jelas Presiden, akan mengubah banyak hal mulai dari pekerjaan, skenario pembangunan, orientasi bisnis, dan lainnya sehingga dibutuhkan strategi dan mekanisme yang tepat untuk mengidentifikasi tantangan saat ini dan tantangan di masa depan.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: