New York (ANTARA News) - Presiden AS Barack Obama dan Presiden Palestina Mahmud Abbas bertemu di New York, Rabu di tengah pertikaian diplomatik terkait upaya Palestina untuk memperoleh pengakuan kenegaraan di PBB.

Pertemuan tersebut, yang dilakukan di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB, dilakukan tujuh jam setelah Obama bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang mengatakan pemimpin Amerika Serikat itu berhak mendapatkan "lencana kehormatan" karena membela negara yahudi.

Sebelumnya, Obama mengatakan bahwa ia "yakin tidak ada jalan pintas" untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina.

"Perdamaian tidak akan datang melalui pernyataan dan resolusi di PBB - jika semudah itu, itu akan tercapai sekarang," kata Obama dalam pidatonya di Majelis Umum.

Obama berbicara dari podium yang sama, tempat tahun lalu ia menyeru dunia untuk bersatu dan menolak kebencian dan memungkinkan sebuah negara Palestina baru yang akan masuk menjadi anggota PBB dalam waktu 12 bulan.

Sekarang, setelah kegagalan perundingan damai, Obama dihadapkan dengan prospek menggunakan hak veto Amerika Serikat untuk menghentikan upaya pengakuan kenegaraan di Dewan Keamanan PBB oleh Palestina yang frustrasi akibat kegagalan pembicaraan damai.

"Saya tahu bahwa banyak yang frustrasi oleh kurangnya kemajuan. Saya juga. Tapi pertanyaannya adalah bukan tujuan yang kita cari - pertanyaannya adalah bagaimana untuk mencapai hal itu," kata Obama dikutip AFP.

"Dan, pada akhirnya, adalah rakyat Israel dan Palestina yang harus hidup berdampingan. Pada akhirnya, itu adalah Israel dan Palestina - bukan kita - yang harus mencapai kesepakatan tentang isu-isu yang membagi mereka, tentang perbatasan dan keamanan, tentang pengungsi dan Jerusalem."

(SYS/G003/H-AK)