Manado (ANTARA News) - Gempa vulkanik Gunung Lokon di Sulawesi Utara terus menurun yang diharapkan sebagai tanda bahwa aktivitas gunung itu menuju fase normal.

"Mudah-mudahan penurunan kegempaan ini mengindikasikan Gunung Lokon menuju fase normal lagi," kata staf Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Kota Tomohon, Yudi, di Tomohon, Kamis.

Data kegempaan yang terekam pos gunung api pada Kamis pukul 09.30 WITA di antaranya dua kali gempa tektonik amplitudo 4-5 milimeter dengan lama gempa 45-60 detik.

Begitupun dengan gempa vulkanik dalam yang sering memicu letusan hanya terekam satu kali. Gempa letusan terjadi enam kali dan 14 kali gempa hembusan.

Dibanding dengan gempa vullkanik dalam dan gempa vulkanik dangkal yang terekam 20-21 September, gempa vulkanik pada Kamis ini paling sedikit. Pada 20 September terekam 18 kali gempa vulkanik dalam dan 65 kali gempa vulkanik dangkal.

Sehari setelahnya jumlah kegempaan terus menurun dengan empat kali gempa vulkanik dalam dan 15 kali gempa vulkanik dangkal.

Begitupun dengan frekwensi letusan. Pada 19 September adalah puncak frekuensi letusan di mana letusan saat itu mencapai 43 kali.

Pada 20-21 September jumlah letusan turun menjadi 20 kali dan 21 kali letusan.

Letusan pada Kamis baru terjadi enam kali pada pukul 00.07 WITA, 00.38 WITA, 01.33 WITA, 02.25 WITA, 05.07 WITA dan 05.31 WITA.

"Hari ini, kegempaan hingga frekuensi letusan mulai menunjukkan penurunan. Setelah ini kami belum bisa memastikannya," imbuhnya.

Hingga kini status Gunung Lokon masih siaga level III dengan radius bahaya 2,5 kilometer dari puncak.

Gunung Lokon bererupsi pada 14 Juli 2011, 17 Juli 2011, 17 Agustus 2011, dan 28 Agustus 2011. Pascaletusan terakhir masih terjadi puluhan kali letusan kecil.
(T.ANT-305/N002)