Brussel (ANTARA News) - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) hari Rabu setuju memperpanjang selama 90 hari misi serangan udara di Libya karena pasukan yang setia pada pemimpin terguling Muammar Gaddafi masih dianggap menimbulkan ancaman bagi warga sipil, kata sejumlah diplomat.
"Operasi Pelindung Bersatu baru saja diperpanjang selama 90 hari," kata seorang diplomat yang tidak bersedia disebutkan namanya setelah para duta besar NATO memutuskan perpanjangan misi enam bulan itu, lapor AFP.
Seorang diplomat lain mengatakan, operasi itu bisa dihentikan
"sewaktu-waktu" jika panglima-panglima militer menganggap penduduk sipil
sudah aman.
Mandat kedua selama 90 hari berakhir waktunya pada 27 September,
namun para pemimpin Barat menegaskan niat mereka untuk tetap
menerbangkan pesawat-pesawat tempur NATO selama pasukan Gaddafi masih
mencederai warga sipil.
"Kami bertekad melanjutkan misi kami selama yang diperlukan,
namun siap mengakhiri operasi itu secepat mungkin," kata Sekretaris
Jendral NATO Anders Fogh Rasmussen.
Setiap keputusan untuk mengakhiri serangan-serangan udara akan
diambil dalam koordinasi dengan PBB dan "sesuai dengan kehendak pihak
berwenang Libya", katanya.
Pekan lalu Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat setuju
mempertahankan zona larangan terbang yang digunakan sebagai dalih untuk
membenarkan serangan udara NATO terhadap loyalis Gaddafi.
Dewan Transisi Nasional NTC) menguasai Tripoli bulan lalu, namun
pasukan Gaddafi masih mengendalikan sejumlah kota, dan terjadi
perlawanan sengit di kampung halaman Gaddafi, Sirte, setelah perang
tujuh bulan.
Dewan itu kini sedang dalam proses memindahkan pemerintah mereka
ke Tripoli dari markas sebelumnya di Benghazi, setelah mencapai
kemenangan-kemenangan atas pasukan Gaddafi.
NTC, yang mengatur permasalahan kawasan timur yang dikuasai
pemberontak, sejauh ini melobi keras untuk pengakuan diplomatik dan
perolehan dana untuk mempertahankan perjuangan berbulan-bulan dengan
tujuan mendongkel pemimpin Libya Muammar Gaddafi.
Negara-negara besar yang dipelopori AS, Prancis dan Inggris
membantu mengucilkan Gaddafi dan memutuskan pendanaan dan pemasokan
senjata bagi pemerintahnya, sambil mendukung dewan pemberontak dengan
tawaran-tawaran bantuan.
Libya kini digempur pasukan internasional sesuai dengan mandat PBB yang disahkan pada 17 Maret.
Sebanyak 21 kapal NATO berpatroli aktif di Laut Tengah sebagai bagian dari penegakan embargo senjata terhadap Libya.
Aliansi 28 negara itu sejak 31 Maret juga memimpin serangan-serangan udara terhadap pasukan darat rejim Gaddafi.
Resolusi 1973 DK PBB disahkan ketika kekerasan dikabarkan terus
berlangsung di Libya dengan laporan-laporan mengenai serangan udara oleh
pasukan Gaddafi, yang membuat marah Barat.
Selama beberapa waktu hampir seluruh wilayah negara Afrika utara
itu terlepas dari kendali Gaddafi setelah pemberontakan rakyat meletus
di kota pelabuhan Benghazi pada pertengahan Februari. Namun, pasukan
Gaddafi kemudian dikabarkan berhasil menguasai lagi daerah-daerah
tersebut.
Ratusan orang tewas dalam penumpasan oleh pasukan pemerintah dan
ribuan warga asing bergegas meninggalkan Libya pada pekan pertama
pemberontakan itu.
Gaddafi (68) adalah pemimpin terlama di dunia Arab dan telah
berkuasa selama empat dasawarsa. Gaddafi bersikeras akan tetap berkuasa
meski ia ditentang banyak pihak.
Aktivis pro-demokrasi di sejumlah negara Arab, termasuk Libya,
terinspirasi oleh pemberontakan di Tunisia dan Mesir yang berhasil
menumbangkan pemerintah yang telah berkuasa puluhan tahun. (M014)
NATO perpanjang 90 hari misi di Libya
21 September 2011 23:58 WIB
Sekretaris Jendral NATO, Anders Fogh Rasmussen. (novinite.com)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: