Dolar melemah karena Fed yang "hawkish" tanpa memberikan kejutan keras
17 Maret 2022 05:36 WIB
Foto Dokumen: Gambar ilustrasi uang kertas dolar AS, Franc Swiss, pound Inggris dan Euro, diambil di Warsawa 26 Januari 2011. ANTARA/REUTERS/Kacper Pempel
New York (ANTARA) - Dolar melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah Federal Reserve AS bergerak ke kebijakan moneter hawkish tetapi tanpa memberikan kejutan yang lebih keras yang mungkin telah menambah momentum selama berminggu-minggu.
Indeks dolar, yang telah naik 3,0 persen sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina pada 24 Februari dan 10 persen sejak Mei, turun sebanyak 0,6 persen pada Rabu (16/3/2022) karena para pedagang menganalisis pernyataan Fed setelah pertemuan dua hari.
"Tidak ada kejutan hawkish tambahan," kata Erik Bregar dari Silver Gold Bull Inc, menambahkan bahwa para pedagang tampaknya telah berharap terlalu banyak dari The Fed. "Itu menjelaskan mengapa beberapa taruhan hawkish ini sedikit dikurangi," katanya.
Dolar kehilangan nilainya terhadap euro dan pound Inggris, yang keduanya telah naik pada hari sebelumnya karena harapan untuk kompromi dalam pembicaraan damai Rusia dan Ukraina.
Euro dan pound keduanya naik 0,7 persen, dengan euro diperdagangkan pada 1,1032 dolar.
Baca juga: Dolar menguat ketika minyak jatuh, mengambil momentum dari euro
The Fed menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase seperti yang diperkirakan dan memproyeksikan kebijakan suku bunganya akan mencapai kisaran 1,75 persen hingga 2,0 persen pada akhir tahun ini dan 2,8 persen tahun depan.
Ahli strategi di Wells Fargo Securities menyebut komentar Fed "sangat hawkish," dalam sebuah catatan kepada klien dan mengatakan itu akan baik untuk dolar ke depan.
Penurunan indeks dolar mengejutkan dan dapat mencerminkan kekecewaan bahwa retorika Fed tidak lebih hawkish, kata mereka.
The Fed memproyeksikan kenaikan suku bunga seperempat poin persentase yang setara pada masing-masing dari enam pertemuan kebijakan yang tersisa tahun ini, tetapi itu sejalan dengan ekspektasi pasar untuk suku bunga.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun mencapai 2,2 persen dan imbal hasil obligasi dua tahun naik menjadi 1,0 persen, meratakan kurva imbal hasil.
Baca juga: Dolar menguat, sementara euro merosot di tengah ketidakpastian Ukraina
Bank sentral Inggris (BoE) akan bertemu pada Kamis waktu setempat dan pasar memperkirakan untuk menaikkan suku seperempat poin lagi.
Bank sentral Jepang (BoJ) akan menggelar pertemuannya pada Jumat (18/3/2022) yang diperkirakan akan membiarkan pengaturan kebijakan yang sangat longgar.
Dolar naik 0,4 persen terhadap yen Jepang dan pada siang hari menyentuh 119,13 yen, tertinggi dalam lebih dari lima tahun. Dolar Australia yang sensitif terhadap komoditas naik 1,3 persen menjadi 0,7288 dolar AS.
Bitcoin terakhir naik 5,0 persen hari ini menjadi 41.186 dolar AS.
Baca juga: Dolar menguat karena lonjakan harga energi dorong aliran "safe-haven"
Baca juga: Dolar AS melonjak dipicu permintaan "safe-haven"
Indeks dolar, yang telah naik 3,0 persen sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina pada 24 Februari dan 10 persen sejak Mei, turun sebanyak 0,6 persen pada Rabu (16/3/2022) karena para pedagang menganalisis pernyataan Fed setelah pertemuan dua hari.
"Tidak ada kejutan hawkish tambahan," kata Erik Bregar dari Silver Gold Bull Inc, menambahkan bahwa para pedagang tampaknya telah berharap terlalu banyak dari The Fed. "Itu menjelaskan mengapa beberapa taruhan hawkish ini sedikit dikurangi," katanya.
Dolar kehilangan nilainya terhadap euro dan pound Inggris, yang keduanya telah naik pada hari sebelumnya karena harapan untuk kompromi dalam pembicaraan damai Rusia dan Ukraina.
Euro dan pound keduanya naik 0,7 persen, dengan euro diperdagangkan pada 1,1032 dolar.
Baca juga: Dolar menguat ketika minyak jatuh, mengambil momentum dari euro
The Fed menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase seperti yang diperkirakan dan memproyeksikan kebijakan suku bunganya akan mencapai kisaran 1,75 persen hingga 2,0 persen pada akhir tahun ini dan 2,8 persen tahun depan.
Ahli strategi di Wells Fargo Securities menyebut komentar Fed "sangat hawkish," dalam sebuah catatan kepada klien dan mengatakan itu akan baik untuk dolar ke depan.
Penurunan indeks dolar mengejutkan dan dapat mencerminkan kekecewaan bahwa retorika Fed tidak lebih hawkish, kata mereka.
The Fed memproyeksikan kenaikan suku bunga seperempat poin persentase yang setara pada masing-masing dari enam pertemuan kebijakan yang tersisa tahun ini, tetapi itu sejalan dengan ekspektasi pasar untuk suku bunga.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun mencapai 2,2 persen dan imbal hasil obligasi dua tahun naik menjadi 1,0 persen, meratakan kurva imbal hasil.
Baca juga: Dolar menguat, sementara euro merosot di tengah ketidakpastian Ukraina
Bank sentral Inggris (BoE) akan bertemu pada Kamis waktu setempat dan pasar memperkirakan untuk menaikkan suku seperempat poin lagi.
Bank sentral Jepang (BoJ) akan menggelar pertemuannya pada Jumat (18/3/2022) yang diperkirakan akan membiarkan pengaturan kebijakan yang sangat longgar.
Dolar naik 0,4 persen terhadap yen Jepang dan pada siang hari menyentuh 119,13 yen, tertinggi dalam lebih dari lima tahun. Dolar Australia yang sensitif terhadap komoditas naik 1,3 persen menjadi 0,7288 dolar AS.
Bitcoin terakhir naik 5,0 persen hari ini menjadi 41.186 dolar AS.
Baca juga: Dolar menguat karena lonjakan harga energi dorong aliran "safe-haven"
Baca juga: Dolar AS melonjak dipicu permintaan "safe-haven"
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: