Jakarta (ANTARA) - Investasi China dalam pengembangan properti naik 3,7 persen secara tahunan (yoy) dalam dua bulan pertama 2022, seperti ditunjukkan data dari Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China pada Selasa (15/3).

Selama periode tersebut, investasi properti mencapai sekitar 1,45 triliun yuan (1 yuan = Rp2.246), menurut data NBS.

Investasi pada bangunan tempat tinggal naik 3,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya, hingga mendekati 1,08 triliun yuan pada periode Januari-Februari.

Selama periode yang sama, penjualan perumahan komersial turun 9,6 persen (yoy) dalam hal luas lantai menjadi 157,03 juta meter persegi.

Sementara dari segi nilai, penjualan perumahan komersial turun 19,3 persen menjadi sekitar 1,55 triliun yuan.

Dalam laporan kerja pemerintah tahun ini, China kembali menegaskan prinsip "perumahan adalah untuk ditinggali, bukan untuk spekulasi," dan berjanji untuk menjaga harga tanah, harga perumahan, dan ekspektasi pasar tetap stabil, serta mengadopsi langkah-langkah yang spesifik kota guna memfasilitasi sirkulasi positif dan pembangunan yang sehat di sektor real estate.

Negara itu akan bergerak lebih cepat dalam mengembangkan pasar sewa jangka panjang, mendorong pembangunan perumahan bersubsidi pemerintah, serta mendukung pasar perumahan komoditas dalam memenuhi kebutuhan wajar para pembeli rumah dengan lebih baik lagi, papar laporan tersebut.