Sandiaga bahas potensi kerja sama parekraf dengan pemerintah Singapura
15 Maret 2022 23:03 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno foto bersama dengan Menteri Kedua Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (15/3/2022). ANTARA/HO-Kemenparekraf
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno membahas potensi kerja sama sektor pariwistaa dan ekonomi kreatif (parekraf) dengan Menteri Kedua Perdagangan dan Industri Singapura, Tan See Leng.
Dalam kesempatan itu, ia menindaklanjuti penerapan Vaccinated Travel Lane (VTL) di Batam dan Bintan, Kepulauan Riau, yang berlaku di seluruh pelabuhan internasional sekitar wilayah tersebut.
“Bahwa dengan antigen saja sudah cukup, tidak perlu lagi menggunakan PCR. Ada perubahan aturan lainnya, sehingga dapat memudahkan dan membuat para wisman nyaman datang ke Batam dan Bintan, kemudian penambahan kuota bagi VTL itu sendiri,” ujar dia dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Keberadaan lapangan golf berkualitas internasional di kedua daerah itu dinilai juga menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan asal Singapura, apalagi jika dikombinasikan dengan perjalanan destinasi wisata.
Lebih lanjut, Menparekraf menyampaikan tiga subsektor dengan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif Indonesia yang dapat dikolaborasikan dengan Singapura.
Yaitu kuliner sebesar 41,5 persen, fesyen 17,7 persen, dan kriya 15 persen.
“Karena itu, kami berkomitmen untuk menciptakan lokomotif ekonomi kreatif agar bisa membuka lapangan kerja seluas-luasnya,” kata dia.
Selanjutnya, ungkap Sandiaga, potensi di sektor parekraf yang potensial dikembangkan oleh Indonesia dan Singapura ialah wisata kebugaran (wellnes tourism) yang dikatakan selalu mengalami peningkatan setiap tahun.
“Kami sedang mempersiapkan infrastruktur di lima destinasi super prioritas (DSP), salah satunya pada bidang kesehatan. Kami membuka peluang untuk berinvestasi di medical tourism di lima DSP, karena kalau ingin menjadi destinasi wisata kelas dunia harus memiliki salah satunya fasilitas kesehatan kelas dunia,” kata Sandiaga.
Baca juga: Menparekraf dorong UMKM ambil bagian di tatanan ekonomi baru
Baca juga: Sandiaga: Pemulihan pariwisata Bali bagian dari ekonomi baru
Dalam kesempatan itu, ia menindaklanjuti penerapan Vaccinated Travel Lane (VTL) di Batam dan Bintan, Kepulauan Riau, yang berlaku di seluruh pelabuhan internasional sekitar wilayah tersebut.
“Bahwa dengan antigen saja sudah cukup, tidak perlu lagi menggunakan PCR. Ada perubahan aturan lainnya, sehingga dapat memudahkan dan membuat para wisman nyaman datang ke Batam dan Bintan, kemudian penambahan kuota bagi VTL itu sendiri,” ujar dia dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Keberadaan lapangan golf berkualitas internasional di kedua daerah itu dinilai juga menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan asal Singapura, apalagi jika dikombinasikan dengan perjalanan destinasi wisata.
Lebih lanjut, Menparekraf menyampaikan tiga subsektor dengan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif Indonesia yang dapat dikolaborasikan dengan Singapura.
Yaitu kuliner sebesar 41,5 persen, fesyen 17,7 persen, dan kriya 15 persen.
“Karena itu, kami berkomitmen untuk menciptakan lokomotif ekonomi kreatif agar bisa membuka lapangan kerja seluas-luasnya,” kata dia.
Selanjutnya, ungkap Sandiaga, potensi di sektor parekraf yang potensial dikembangkan oleh Indonesia dan Singapura ialah wisata kebugaran (wellnes tourism) yang dikatakan selalu mengalami peningkatan setiap tahun.
“Kami sedang mempersiapkan infrastruktur di lima destinasi super prioritas (DSP), salah satunya pada bidang kesehatan. Kami membuka peluang untuk berinvestasi di medical tourism di lima DSP, karena kalau ingin menjadi destinasi wisata kelas dunia harus memiliki salah satunya fasilitas kesehatan kelas dunia,” kata Sandiaga.
Baca juga: Menparekraf dorong UMKM ambil bagian di tatanan ekonomi baru
Baca juga: Sandiaga: Pemulihan pariwisata Bali bagian dari ekonomi baru
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: