Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pasar uang, Ifan Kurniawan memperkirakan, rupiah bisa mencapai Rp9.000 per dolar, karena aksi lepas rupiah oleh asing berlanjut untuk mengimbangi kerugian yang terus terjadi di negara.

"Investasi asing yang dilakukan di negaranya mengalami kerugian, karena itu untuk mengimbanginya agar tidak terus merugi pelaku asing melepas rupiah untuk membeli dolar yang akan dibawa ke negara," katanya.

Ifan Kurniawan yang juga analis PT First Asia Capital mengatakan, pelemahan rupiah sampai saat ini diperkirakan hanya sementara saja.

"Saya optimis rupiah akan kembali menguat dengan kembali pelaku asing ke pasar domestik melakukan pembelian rupiah dan saham di pasar domestik," katanya.

Pelaku pasar asing, menurut dia juga sedang menunggu pertemuan Bank Sentral AS (The Fed) yang akan berlangsung selama dua hari dari 21 September hingga 22 September 2011 yang diharapkan akan dapat mengeluarkan isu positif pasar.

The Fed diharapkan akan meluncurkan program paket stimulus tahap ketiga yang sampai saat ini masih belum dapat direalisasikan, katanya.

Karena itu, lanjut dia pelaku pasar lebih cenderung melepas rupiah dan membeli dolar untuk ditempatkan di pasar global, sehingga mata uang asing itu bergerak naik.

Padahal Amerika Serikat (AS) menginginkan mata uang bergerak turun sejalan dengan suku bunga utamanya selama dua tahun ke depan menerapkan tingkat suku bunga rendah, katanya.

Krsis utang di Eropa yang berjalan lama, menurut dia, karena ketidakpastian negara-negara pendonor yang akan memberikan dana talangan, namun sampai saat ini mereka masih belum melakukannnya, sedangkan di Amerika Serikat, karena kongres masih belum memberikan persetujuan atas rencana pemerintah AS mengeluarkan paket stimulus itu.

Karena itu sebagian besar pelaku pasar lebih cenderung melakukan aksi lepas rupiah sambil menunggu The Fed mengeluarkan pengumuman hasil pertemuan dua hari itu, katanya.

Ia mengatakan, Bank Indonesia (BI) dalam hal ini telah melakukan intervensi pasar dengan melepas cadangan devisanyas sebanyak 2,6 miliar dolar AS agar rupiah tidak terpuruk lebih jauh.

Apabila BI tidak melakukan intervensi pasar, maka rupiah kemungkinan sudah berada di atas level Rp9.000 per dolar, ujarnya.

BI sendiri optimis peluang rupiah untuk bisa menguat kembali masih besar, asalkan krisis global yang terjadi kembali mereda.

"Kami optimis pelaku asing akan kembali masuk ke pasar domestik, melakukan aksi beli terhadap rupiah sehingga mata uang lokal menguat," ucapnya.(CS)