Gunung Lokon menenang
18 September 2011 20:49 WIB
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung masih menetapkan Gunung Lokon dalam siaga level III dengan radius bahaya 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan (Antara/Basrul Haq)
Manado (ANTARA News) - Letusan Gunung Lokon di Provinsi Sulawesi Utara menurun pada Minggu (18/9) dengan hanya meletus empat kali.
"Jumlah letusannya menurun dibanding dua hari belakangan ini," ujar Kepala Pos Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Kota Tomohon, Farid Ruskanda Bina, di di Tomohon, Minggu.
Menurutnya, deretan letusan terjadi pukul 15.01 WITA, 17.41 WITA, 17.58 WITA dan 18.01 WITA. Letusan yang terjadi rata-rata dikategorikan kecil dengan tinggi letusan 200 meter lebih.
"Debu vulkanik yang dikeluarkan dari kawah Tompaluan, Gunung Lokon cenderung jatuh ke arah utara setelah ditiup angin dari arah selatan," imbuhnya.
Pos pengamatan gunung api juga mencatat terjadinya empat kali gempa vulkanik dalam (VA), lima kali gempa vulkanik dangkal (VB), serta satu kali gempa tektonik.
Hingga kini tremor, kata Farid, masih terus terekam dengan amplitudo 1-10 milimeter. "Aktivitas Gunung Lokon memang masih di atas normal," imbuhnya.(*)
ANT/E001
"Jumlah letusannya menurun dibanding dua hari belakangan ini," ujar Kepala Pos Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Kota Tomohon, Farid Ruskanda Bina, di di Tomohon, Minggu.
Menurutnya, deretan letusan terjadi pukul 15.01 WITA, 17.41 WITA, 17.58 WITA dan 18.01 WITA. Letusan yang terjadi rata-rata dikategorikan kecil dengan tinggi letusan 200 meter lebih.
"Debu vulkanik yang dikeluarkan dari kawah Tompaluan, Gunung Lokon cenderung jatuh ke arah utara setelah ditiup angin dari arah selatan," imbuhnya.
Pos pengamatan gunung api juga mencatat terjadinya empat kali gempa vulkanik dalam (VA), lima kali gempa vulkanik dangkal (VB), serta satu kali gempa tektonik.
Hingga kini tremor, kata Farid, masih terus terekam dengan amplitudo 1-10 milimeter. "Aktivitas Gunung Lokon memang masih di atas normal," imbuhnya.(*)
ANT/E001
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011
Tags: