Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi melemah, seiring pelaku pasar yang tengah menanti keputusan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (AS).

Rupiah bergerak melemah sembilan poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.342 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.333 per dolar AS.

Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia di Jakarta, Selasa, mengatakan, rupiah terlihat melemah sejak awal pekan, namun jika dibandingkan penguatan signifikan pada Kamis (10/3) lalu, koreksi rupiah kali ini tergolong minim.

"Efek koreksi ini kalau saya melihatnya terjadi karena pasar yang mulai wait and see jelang suku bunga AS, dengan harapan pasar sementara ini kenaikan masih di sekitar 25 basis poin," ujar Nikolas.

The Fed secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga ketika menyimpulkan pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu (16/3) waktu setempat, dengan investor sepenuhnya memperkirakan kenaikan setidaknya 25 basis poin, menurut FedWatch Tool CME.

Baca juga: Rupiah awal pekan melemah jelang pertemuan bank sentral AS

Gubernur The Fed Jerome Powell baru-baru ini menandai beberapa kenaikan suku bunga tahun ini karena bank sentral berusaha untuk mengekang inflasi yang melonjak.

Dari domestik, sentimen bagi rupiah datang dari rilis neraca perdagangan Februari 2022.

"Neraca perdagangan ekspektasinya cukup menarik untuk periode Februari, namun kalau saya melihatnya pasar masih akan terus fokus ke pertemuan The Fed dua hari ini," kata Nikolas.

Nikolas memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp14.300 per dolar AS hingga Rp14.400 per dolar AS.

Pada Senin (14/3) lalu, rupiah ditutup melemah 32 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp14.333 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.301 per dolar AS.

Baca juga: IHSG menguat jelang rilis neraca perdagangan Februari hari ini