Klaten (ANTARA News) - Produksi susu sapi di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, turun sebagai dampak kekeringan yang menyebabkan sumber makanan hewan langka.

Ketua Kelompok Sapi Perah Jatinom Darmo Putro di Klaten, Jumat, mengatakan bahwa minimnya rumput segar yang dimakan sapi mengakibatkan susu yang dihasilkan berkurang.

"Pada kondisi normal seekor sapi perah bisa menghasilkan sekitar 12 liter susu dalam sehari, namun kini hanya bisa menghasilkan kurang dari delapan liter," katanya.

Menurutnya, kemarau yang menyebabkan beberapa wilayah di Klaten mengalami kekeringan membuat para peternak kesulitan mendapatkan rumput segar untuk sapi-sapinya, sementara jika diganti dengan makanan lain akan memberatkan para peternak.

"Selain rumput, sapi perah biasanya diberi makan dengan pakan konsentrat, tetapi harganya kini tak sebanding dengan harga jual susu. Satu liter susu dihargai Rp2.700-Rp3.100, sedangkan harga pakan konsentrat mencapai Rp1.600," jelasnya.

Menurutnya, ratusan peternak sapi perah di Kecamatan Jatinom sebagai salah satu wilayah penghasil susu di Klaten ini setiap harinya berusaha memenuhi 11.000 liter susu yang disetor ke Koperasi Unit Desa setempat.

Kemarau yang menyebabkan kekeringan kali ini, kata dia, memengaruhi jumlah pasokan yang seharusnya disetorkan karena kini rata-rata hanya mampu menghasilkan sekitar 9.000 liter dalam sehari yang didapat dari seluruh peternak yang ada di sana.

Selain membuat produksi susu sapi berkurang, menurut Darmo, kekeringan yang menyebabkan ketersediaan rumput hijau segar minim juga mengakibatkan kualitas susu yang dihasilkan turun karena kandungan protein lemak menjadi minim.

Dia menambahkan, kebutuhan susu dalam negeri terbilang tinggi, yakni mencapai 6,5 juta liter per hari, namun produksi susu secara nasional hanya mampu mencukupi 1,6 juta liter.

Di Kecamatan Jatinom terdapat 542 peternak dengan 2.610 ekor sapi perah dengan produksi sekitar 9.000 liter per hari. Susu tersebut setelah disetor ke koperasi selanjutnya menjalani proses pengeringan, kemudian dikirim ke pabrik susu di Jakarta untuk diproses menjadi produk susu kemasan.

(ANTARA)