Pemprov Sumsel minta pemda percepat vaksinasi cegah vaksin terbuang
14 Maret 2022 11:34 WIB
Ilustrasi - Petugas bersiap menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada tenaga kesehatan di Puskesmas Merdeka Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (18/2/2021). ANTARA FOTO/Feny Selly/foc/pri.
Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan meminta pemerintah kabupaten/kota di provinsi itu mempercepat vaksinasi COVID-19 bagi warga untuk mencegah vaksin terbuang, karena stoknya sudah mendekati masa kedaluwarsa.
Berdasarkan data Satgas COVID-19 Sumsel yang diterima di Palembang, Senin, menyebut per 13 Maret 2022, stok vaksin yang tersedia untuk Sinovac 260.675 dosis, AstraZeneca 86.020 dosis dan Pfizer 290.070 dosis. Sedangkan yang sudah terbuang (kedaluwarsa), untuk Sinovac 3.971 dosis, AstraZeneca 8.260 dosis, Pfizer 46.698 dosis, dan Moderna 7.650 dosis.
Baca juga: Kabupaten OKU Sumsel menuju zona zero COVID-19
Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya mengatakan upaya ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang mengharapkan seluruh daerah tidak mengendurkan kegiatan vaksinasi.
Vaksinasi lengkap, yakni terdiri atas dosis pertama dan kedua akan memudahkan masyarakat dalam beraktivitas. Apalagi, saat ini pemerintah mulai mengendurkan kebijakan pembatasan kegiatan sosial.
"Naik pesawat sekarang tidak perlu lagi tes PCR, tapi syaratnya harus vaksinasi lengkap. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk segera vaksin," ujar dia.
Terkait percepatan vaksinasi, Wagub Mawardi mengatakan akan segera melakukan rapat bersama Gubernur. Dengan harapan agar dapat mengarahkan bupati/wali kota dan unsur Muspida di wilayah masing-masing dalam mengejar target vaksinasi dan menyalurkan vaksin yang masih ada.
"Sekarang ini sasarannya susah, jadi kami imbau semua untuk gorong royong mengajak masyarakat yang belum vaksin untuk divaksin," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel Lesty Nurainy mengatakan saat ini pihaknya tengah mengupayakan agar vaksin yang mendekati masa kedaluwarsa segera dihabiskan dengan cara program gotong royong.
Namun, ini juga tak mudah, karena capaian vaksinasi di Sumsel sudah cukup tinggi, yakni 92 persen untuk dosis satu dan 68 persen dosis kedua, sehingga perlu kerja lebih untuk mendapatkan sasaran vaksin.
Meski begitu, kata Lesty, pihaknya tetap optimistis, apalagi sudah ada program keroyokan vaksin bersama TNI, Polri dan pemerintah di tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan sampai RT, RW.
Baca juga: 5 kasus meninggal karena COVID-19 di Sumsel belum vaksinasi lengkap
Baca juga: Capaian vaksinasi COVID-19 di Sumsel 91,19 persen
Sejauh ini kasus penyebaran COVID-19 di Sumsel relatif terkendali dengan penambahan kasus positif 85 orang pada Minggu (13/3) dari 17 kabupaten/kota.
Sementara realisasi vaksin dosis pertama 92,98 persen dan dosis kedua 68,98 persen dari total sasaran 6,3 juta jiwa. Vaksinasi anak mencapai 81,53 persen untuk dosis pertama dari total sasaran 899.622 jiwa.
Sedangkan lansia mencapai 68,08 persen untuk dosis pertama dan dosis kedua 48,21 persen dari total sasaran 597.071 jiwa.
Berdasarkan data Satgas COVID-19 Sumsel yang diterima di Palembang, Senin, menyebut per 13 Maret 2022, stok vaksin yang tersedia untuk Sinovac 260.675 dosis, AstraZeneca 86.020 dosis dan Pfizer 290.070 dosis. Sedangkan yang sudah terbuang (kedaluwarsa), untuk Sinovac 3.971 dosis, AstraZeneca 8.260 dosis, Pfizer 46.698 dosis, dan Moderna 7.650 dosis.
Baca juga: Kabupaten OKU Sumsel menuju zona zero COVID-19
Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya mengatakan upaya ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang mengharapkan seluruh daerah tidak mengendurkan kegiatan vaksinasi.
Vaksinasi lengkap, yakni terdiri atas dosis pertama dan kedua akan memudahkan masyarakat dalam beraktivitas. Apalagi, saat ini pemerintah mulai mengendurkan kebijakan pembatasan kegiatan sosial.
"Naik pesawat sekarang tidak perlu lagi tes PCR, tapi syaratnya harus vaksinasi lengkap. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk segera vaksin," ujar dia.
Terkait percepatan vaksinasi, Wagub Mawardi mengatakan akan segera melakukan rapat bersama Gubernur. Dengan harapan agar dapat mengarahkan bupati/wali kota dan unsur Muspida di wilayah masing-masing dalam mengejar target vaksinasi dan menyalurkan vaksin yang masih ada.
"Sekarang ini sasarannya susah, jadi kami imbau semua untuk gorong royong mengajak masyarakat yang belum vaksin untuk divaksin," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel Lesty Nurainy mengatakan saat ini pihaknya tengah mengupayakan agar vaksin yang mendekati masa kedaluwarsa segera dihabiskan dengan cara program gotong royong.
Namun, ini juga tak mudah, karena capaian vaksinasi di Sumsel sudah cukup tinggi, yakni 92 persen untuk dosis satu dan 68 persen dosis kedua, sehingga perlu kerja lebih untuk mendapatkan sasaran vaksin.
Meski begitu, kata Lesty, pihaknya tetap optimistis, apalagi sudah ada program keroyokan vaksin bersama TNI, Polri dan pemerintah di tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan sampai RT, RW.
Baca juga: 5 kasus meninggal karena COVID-19 di Sumsel belum vaksinasi lengkap
Baca juga: Capaian vaksinasi COVID-19 di Sumsel 91,19 persen
Sejauh ini kasus penyebaran COVID-19 di Sumsel relatif terkendali dengan penambahan kasus positif 85 orang pada Minggu (13/3) dari 17 kabupaten/kota.
Sementara realisasi vaksin dosis pertama 92,98 persen dan dosis kedua 68,98 persen dari total sasaran 6,3 juta jiwa. Vaksinasi anak mencapai 81,53 persen untuk dosis pertama dari total sasaran 899.622 jiwa.
Sedangkan lansia mencapai 68,08 persen untuk dosis pertama dan dosis kedua 48,21 persen dari total sasaran 597.071 jiwa.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022
Tags: