Jambi (ANTARA) - Gubernur Jambi H Al Haris membawa air dari Kolam "Telago Rajo" di Candi Muara Jambi dan "Tanah Pilih Jambi" dari lokasi pusat Kerajaan Melayu Jambi ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Minggu.

"Tanah yang kami bawa Tanah Pilih Jambi , Istana Kesultanan Melayu Jambi. Juga cikal bakal berdirinya Jambi. Sedangkan air dari Telago Rajo di Candi Muara Jambi, dulunya lokasi itu tempat para biksu dari Asia Tenggara menimba ilmu di Jambi, dengan luas lokasi 3.000 hektare. Air Telago Rajo memiliki PH 8," katanya dalam keterangannya yang diterima di Jambi, Minggu.

Haris berangkat ke Balikpapan kemudian ke IKN Nusantara untuk menghadiri acara Kendi Nusantara bersama Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Gubernur Jambi harap tak ada lagi perdebatan soal IKN

Tanah Pilih Jambi dan air "Telago Rajo" dari Jambi yang dibawa Gubernur Haris untuk disatukan dengan tanah dan air dari seluruh daerah di Indonesia.

Haris sendiri mengikuti prosesi Kendi Nusantara, sedangkan perkemahan hanya diikuti Presiden Jokowi dan para gubernur di Kalimantan sebagai perwakilan.

Presiden Jokowi akan berkemah di Titik Nol Kilometer IKN bersama lima gubernur dari Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Tengah.

Baca juga: Presiden Jokowi tiba di Balikpapan bersiap berkemah di IKN
Baca juga: Sutarmidji bawa tanah dan air dari pertemuan dua sungai untuk IKN


Tanah Pilih Jambi diambil dari tanah tempat berdirinya Masjid Agung Al-Falah di Kota Jambi yang dibangun pada tahun 1971 dan dalam proses pembangunannya memakan waktu kurang lebih selama 9 tahun. Masjid ini berdiri di atas lahan yang dulunya merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Jambi. Menurut sejarawan pada masa Kesultanan Jambi tanah tersebut merupakan Istana Tanah Pilih.

Sedangkan air Kolam Telago Rajo diambil dari dalam Kompleks Candi Muara Jambi yang usianya sama dengan berdirinya Candi Muaro Jambi. Candi Muara Jambi diperkirakan dibangun pada abad 7-12 Masehi. Kuat dugaan kompleks Candi Muara Jambi peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu.

Kompleks Candi Muara Jambi pertama kali dilaporkan pada tahun 1824 oleh seorang tentara Inggris bernama SC Crooke. Kompleks Candi Muaro Jambi membentang dari barat ke timur di tepian Sungai Batanghari sepanjang 7,5 kilometer.

Beberapa candi yang ada di kompleks ini antara lain Candi Gumpung, Candi Kedaton, Candi Kembar Batu, Candi Koto Mahligai, Candi Astano, Candi Gedong Dua, Candi Gedong Satu, hingga Telago Rajo.