Tanjung Redeb, Kaltim (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menekankan kepada Pemerintah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, agar dapat memprioritaskan akurasi data dalam upaya membangun jejaring pasar perikanan sehingga mampu selalu menembus pasar global.

"Data yang akurat dan real time dapat membangun kepercayaan ketika melakukan penelusuran dalam jejaring pasar," ujar Peneliti pada Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) KKP Dr Taruna Mulia dalam rilis yang diterima di Tanjung Redeb, Minggu.

Data yang akurat dan real time, lanjut dia, juga akan menjadi dasar pengambilan kebijakan dalam pengembangan perikanan, terutama budi daya udang windu oleh petambak di Kabupaten Berau.

Untuk itu, katanya, dibutuhkan sistem yang terintegrasi, berbasis spasial dan didukung teknologi digital, sehingga mudah diakses oleh siapa pun dan dari mana pun.

Saat ini, ujar Taruna Mulia, produksi udang windu oleh petani tambak di Berau cukup besar yang mencapai 810 ton per tahun, sementara pangsa pasarnya masih terbatas, padahal ketika permintaan lokal sudah terpenuhi, kelebihannya bisa diekspor.
Baca juga: KNTI: Data kapal perikanan penting bagi perlindungan nelayan-ABK WNI
Sementara Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Berau Tenteram Rahayu mengatakan, pihaknya mengembangkan sistem informasi ketertelusuran produksi udang windu agar lebih dikenal hingga penjuru dunia, sehingga publik mengenali produksi udang dengan kualitas terjamin dan diproduksi secara ramah lingkungan.

"Berau selain berkontribusi dari sektor perikanan tangkap juga dikenal sebagai lumbung produksi udang windu dengan luas lahan tambak sekitar 9.000 hektare. Dari luasan ini, mampu memproduksi udang windu dari perikanan budi daya air payau rata-rata 810 ton per tahun," kata Tenteram.

Sedangkan upaya pengembangan jejaring atau sistem informasi ketertelusuran produksi udang di Berau, sebelumnya telah dibahas secara detail dengan berbagai pihak dalam lokakarya dengan tema Pengembangan Sistem Informasi Ketertelusuran Produksi Udang.

Lokakarya tersebut dilaksanakan Dinas Perikanan Kabupaten Berau dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), serta didukung oleh BRPBAP3 KKP RI, Universitas Mulawarman Samarinda, Universitas Muhammadiyah Berau, dan PT Sarana Multi Infrastruktur.

Baca juga: DFW: Tingkatkan akurasi data kapal dan perlindungan ABK perikanan
Baca juga: Pengelolaan data sektor perikanan harus spesifik dan mutakhir